TAJUK RENCANA: MUTU LEBIH MENENTUKAN DARI JUMLAH

TAJUK RENCANA: MUTU LEBIH MENENTUKAN DARI JUMLAH

 

Jakarta, Suara Karya

TINGGI rendahnya martabat suatu bangsa, dan maju mundurnya bangsa itu, akan ditentukan oleh kualitas bangsa bersangkutan. Ini berarti, betapapun kaya rayanya bangsa bersangkutan dengan sumber daya alam, misalnya, kekayaan itu tidak ada manfaatnya bila bangsa tersebut tidak punya kualitas yang cukup tinggi untuk mewujudkan sumber daya alam itu menjadi wahana konkret untuk meningkatkan tarap hidupnya.

Fenomena ini pernah dialami bangsa Indonesia di zaman penjajahan. Karena kualitas bangsa ini yang begitu rendah, tidak saja sumber daya alam yang begitu kaya raya tidak bisa dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan bangsa ini, malah kekayaan itu justru menjadi mata-petaka. Sebab, kekayaan itulah yang mengundang datingnya kaum penjajah.

Pengalaman historis yang tidak akan pernah terlupakan itulah yang menyebabkan pembangunan nasional kita punya tujuan utama meningkatkan kualitas manusia dan kualitas sebagai bangsa, seperti terungkap dari amanat GBHN bahwa intisari pembangunan nasional adalah “pembangunan manusia seutuhnya, dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.

DENGAN tujuan utama pembangunan nasional yang demikian itu. apa yang ditegaskan Presiden Soeharto, dalam amanatnya pada peringatan Isra Miraj Nabi Besar Muhammad SAW, Selasa malam, pada hakikatnya merupakan penegasan dari apa yang diamanatkan rakyat melalui GBHN.

“Salah satu tujuan pendidikan agama adalah membantu anak didik untuk lebih mendewasakan dirinya, lebih mematangkan sikap serta kepribadiannya, sehingga tidak terombang-ambing oleh perkembangan dan perubahan masyarakat. Kita ingin mewariskan kepada mereka keadaan yang lebih baik. Tapi, lebih dari itu, kita ingin mereka menjadi manusia-manusia pembangunan yang mampu menciptakan kehidupan mereka yang lebih baik dibanding kehidupan generasi orangtua mereka. Dan selanjutnya mewariskan kehidupan yang lebih baik pula kepada generasi sesudah mereka,” kata Presiden.

Dalam hubungan itu Presiden mengingatkan, dari segi jumlah bangsa Indonesia sangat besar. Tetapi, jumlah penduduk saja bukan unsur menentukan nilai keberhasilan sebagai bangsa.

“Justru Al Qur’an mengingatkan bahwa tidak sedikit kelompok kecil mampu mengungguli kelompok lebih besar. Ini berarti. kualitas lebih menentukan dari kuantitas. Mutu lebih menentukan dari jumlah,” kata Presiden menegaskan.

DALAM upaya bangsa ini untuk melanjutkan pembangunan dalam situasi internasional yang masih tidak menentu, padahal pembangunan kita justru memasuki momentum yang sangat menentukan, maka peningkatan kualitas manusia yang diuraikan Presiden itu benar-benar sangat strategis.

Untuk itu, agaknya seluruh jenis dan jalur pendidikan seyogyanya bermuara pada upaya untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, dan kualitas bangsa.

Dalam kaitan itu pula Kabinet Pembangunan V rasanya punya tanggungjawab yang tidak ringan. Tanpa mengurangi rasa hormat yang tinggi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kabinet Pembangunan IV, barangkali wajar bila peningkatan kualitas itu dimulai dengan kabinet yang akan datang.

 

 

Sumber : SUARA KARYA(17/03/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 626-627.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.