TANDA TANGAN PRESIDEN DIPALSU

TANDA TANGAN PRESIDEN DIPALSU [1]

 

Jakarta, Antara

Tanda tangan Presiden Soeharto telah dipalsukan oleh seseorang yang mengaku dirinya sebagai perwira menengah dan asisten pribadi dari salah satu ketua lembaga tinggi negara.

Dengan memalsukan tandatangan Kepala Negara, orang tersebut yang berdomisili di Jakarta berhasil menggaet uang dari seorang pimpinan OPS Rokok Kretek di Madiun, Jawa Timur, sebesar Rp 4 juta.

Orang tersebut menjanjikan kepada pimpinan OPS Kretek Madiun, bahwa ia akan mendapat izin impor cengkeh dari Departemen Perdagangan untuk mengimpor 2.000 ton eengkeh dari Zanzibar dan Madagaskar.

Padahal Departemen Perdagangan sampai sekarang ini hanya memberikan izin impor cengkeh kepada dua perusahaan masing2 PT. Mercu Buana dan PT. Mega di Jakarta.

Dirut PT. Mereu Buana, Probosutedjo, Kamis siang menyatakan, orang tersebut mengaku mendapat izin khusus dari pemerintah untuk mengimpor cengkeh Zanzibar melalui Hamburg, yaitu pihak ketiga.

Dengan pemalsuan tanda-tangan tsb, Presiden Soeharto se-olah2 mengirimkan surat kepada Menteri Perdagangan yang isinya agar “Dana Pembangunan 1975” dari hasil impor cengkeh itu, dapat disalurkan kepada pimpinan Yayasan Supersemar dan Pimpinan Yayasan Pengabdi Pancasila/Suluh Pelita.

Hanya dapat Komisi 2%

Probosutedjo menyatakan, banyak sekali orang yang ingin menjadi menjadi importir cengkeh karena mengira keuntungan sangat besar karena perbedaan harga cengkeh antara di luar dan di dalam negeri.

Padahal pihak importir cengkeh, yaitu PT. Mercu Buana dan PT. Mega hanya mendapat komisi 2% dari omzet. Keuntungan dari impor cengkeh ini menjadi dana pemerintah yang disalurkan lewat Departemen Perdagangan.

Menurut Probosutedjo, dana yang masuk dari impor cengkeh untuk pemerintah merupakan yang terbesar dibandingkan dengan dana2 dari impor barang lainnya.

Pemerintah, kata Probosutedjo, akan mengumumkan besarnya dana tsb serta penggunaannya.

Sebelum pemerintah menerbitkan importir cengkeh, dengan menunjukkan dua importir tsb, keuntungan yang besar jatuh pada importir2 yang ketika itu jumlahnya banyak.

Dikatakan, kalau dulu jatah cengkeh impor dari importir disalurkan melalui distributor2, sekarang ini oleh PT. Mercu Buana dan PT. Mega langsung diberikan kepada perusahaan2 rokok kretek.

Menurut Probosutedjo, tiap bulan PT. Mercu Buana dan PT. Mega mengimpor masing2 2.000 ton cengkeh.

Dikatakan, produksi rokok kretek sekarang ini meningkat. Pembayaran pita cukai dari pabrik2 rokok kretek kepada pemerintah Rp. 4 milyar per bulan dari 18 pabrik rokok. Perusahaan rokok Gudang Garam membayar pita cukai lebih dari Rp. 1 Milyar per bulan, Bentul Rp. 800 juta, Djie Sam Soe Rp. 190 juta, VIP Rp. 763 juta dan lain2.

Naik

Probosutedjo menyatakan, harga cengkeh mulai tanggal 17 Juni yang lalu dinaikkan dari Rp.3.5oo,- menjadi Rp.4.5oo,- per kilogram.

Kenaikan harga tsb untuk menaikkan harga cengkeh didalam negeri dalam meningkatkan penghasilan petani2 cengkeh, disamping untuk mencegah jangan sampai ada spekulan2 cengkeh.

Harga cengkeh diluar negeri sendiripun sekarang ini sudah naik hampir dua kali lipat, yaitu dari 1750 poundsterling per ton menjadi 3000 poundsterling per ton.

Kenaikan itu akibat permintaan dari spekulan2 kepada negara2 penghasil eengkeh, meskipun mereka tidak mempunyai izin untuk mengimpomya, kata Probosutedjo. (DTS)

Sumber: ANTARA (1975)

 

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 767-768.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.