Tomo Sumedang, 4 Oktober 1998
Kepada
Yth. Bapak Pembangunan
Soeharto di Tempat
TIDAK MENYALAHKAN SIAPA-SIAPA [1]
Dengan hormat,
Dengan surat ini, kami sekeluarga di Tomo Sumedang tidak ada maksud lain. Kami hanya ingin menyampaikan rasa prihatin yang mendalam pada keluarga Bapak, khususnya Bapak pribadi merasakan atas hujatan/caci maki dari mereka yang bermental rendah dan yang sirik.
Kami juga ikut krisis moneter serta menjadi korban PHK. Namun kami sekeluarga tidak menyalahkan siapa-siapa. Mungkin sudah nasib kami sekeluarga harns demikian. Kami mendo’akan, semoga Bapak Soeharto sekeluarga diberi kesabaran, ketabahan serta kekuatan dalam menghadapi cobaan.
Demikian surat simpati dari keluarga kami kepada Bapak, yang telah membangun Tanah Air Indonesia (Bapak Soeharto). (DTS)
Hormat kami,
Ujang Santosa
Tomo Sumedang
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 664. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.