TIDAK PERLU KHAWATIR AKAN ADA PRESIDEN SEUMUR HIDUP
Presiden Soeharto menegaskan sebetulnya tidak perlu ada kekhawatiran akan ada seorang presiden seumur hidup dan kemudian begitu secara terus-menerus.
Di depan rombongan peserta kursus Reguler Lemhanas hari Minggu di Tapos Jawa Barat Kepala Negara mengingatkan pula bahwa rakyatlah yang berdaulat dalam mekanisme kepemimpinan nasional ini.
Rakyat memilih wakil-wakilnya di DPR dan MPR. MPR hasil pemilihan umum itu yang terdiri atas anggota-anggota DPR dan utusan daerah menentukan garis-garis besar haluan negara (GBHN) dan memilih seorang warga negara sebagai mandataris dan sekaligus menentukan kapan Pemilu berikut akan dilaksanakan.
Setiap lima tahun sekali diberi kesempatan kepada rakyat untuk memperbaharui wakil-wakilnya kata Presiden.
“Mekanisme inilah yang harus kita budayakan sebab bagaimana pun menurut konstitusi kita, presiden itu dipilih untuk melaksanakan GBHN dalam lima tahun.
Berarti mandataris yang dipilih itupun hanya untuk 5 tahun dan bisa dipilih kembali untuk melaksanakan GBHN yang baru, dan seterusnya”, Kepala Negara menekankan.
Mudah-mudahan mekanisme kepemimpinan nasional ini bisa membudaya sehingga pemilu yang akan datang dapat berjalan dengan baik, Pemilu yang akan datang itu katanya, akan menjadi barometer karena merupakan pemilu pertama di mana kekuatan sospol menyatakan secara bulat Pancasila sebagai satu-satunya azas. (RA)
…
Jakarta, Sinar Harapan
Sumber : SINAR HARAPAN (29/09/1986)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 440.