TIGA PLTA BARU SlAP DIRESMIKAN

TIGA PLTA BARU SlAP DIRESMIKAN

 

 

Jakarta, Antara

Tiga Proyek Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) baru yakni PLTA Cirata di Jawa Barat, PLTA Mrica di Jawa Tengah dan PLTA Sengguruh di Jawa Timur sudah rampung dan siap diresmikan, kata Menteri Pertambangan dan Energi Ginanjar Kartasasmita hari Selasa.

Setelah melapor kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka Jakarta tentang kesiapan tiga proyek kelistrikan itu, Menteri Ginanjar menjelaskan kepada wartawan bahwa penyediaan listrik di Pulau Jawa akan menjadi sekitar 6.100 MW berkat adanya ketiga PLTA baru tersebut.

PLTA Cirata yang memanfaatkan tenaga air Sungai Citarum, di antara PLTA Saguling dan PLTA Jatiluhur, memiliki kapasitas pembangkitan listrik 4 x 125 MW. Sedang PLTA Mrica 3 x 61,5 MW dan PLTA Sengguruh 2 x 14,5 MW.

Untuk menghadapi peningkatan kebutuhan listrik di Jawa, Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) juga akan membangun pembangkit listrik bertenaga gas dan uap di Gresik dan PLTU batubara di Paiton, keduanya di Jawa Timur.

Sementara itu PLTU batubara di Suralaya, Banten, Jawa Barat, juga sedang dikembangkan dengan membangun unit III dan IV yang akan menambah kapasitas 2 x 400 MW.

Kapasitas pembangkitan listrik PLN di seluruh Indonesia sekarang berjumlah sekitar 8.000 MW, kata Ginanjar.

Presiden Soeharto hari Selasa itu telah menyatakan setuju untuk meresmikan ketiga PLTA baru, namun waktunya akan ditentukan kemudian.

 

Harga Minyak

Atas pertanyaan wartawan, Ginanjar mengatakan harga minyak di pasaran dunia masih tetap relatif stabil, namun dalam triwulan II mendatang (April sampai Juni) diperkirakan harga akan sedikit melemah akibat penurunan musiman kebutuhan minyak dunia.

”Kita harus siap mental menghadapi harga April yang tidak setinggi Maret, karena musim dingin sudah lewatdan musim panas belurn tiba. Pada periode itu memang lazim permintaan menurun,” katanya.

Namun ia mengharapkan penurunan tersebut tidak akan besar, apabila semua anggota OPEC tetap patuh pada kuota masing-masing apalagi kalau negara-negara non-OPEC turut menjaga agar suplai tak berlebih.

Harga minyak utama Indonesia, Minas, untuk ekspor bulan Maret ditetapkan 17,56 dolar AS/barel, berarti sama dengan harga resrni (GSP) yang ditetapkan tahun lalu dan lebih tinggi dibanding harga spot.

Menjawab pertanyaan, Menteri Ginanjar mengaku belum tahu persis kapan akan berlangsung pertemuan tingkat menteri antara negara-negara OPEC dan non-OPEC.

“Kami selalu menyambut baik pertemuan dengan non-OPEC karena akan banyak menfaatnya dalam menjaga kestabilan harga dan suplai, terutama dalam menghadapi penurunan permintaan seperti triwulan ll nanti,” kata menteri.

 

 

Sumber : ANTARA (07/03/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 394-395.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.