TUNKY: CEPT SUDAH MENDESAK UNTUK DILAKSANAKAN

TUNKY: CEPT SUDAH MENDESAK UNTUK DILAKSANAKAN [1]

Singapura, Antara

Menteri Perindustrian Ir. Tunky Ariwibowo mengatakan Common Effective Preferential Tariff (CEPT) sudah mendesak untuk segera dilaksanakan oleh negara­ negara anggota ASEAN.

“CEPT diharapkan segera dilaksanakan karena dapat meningkatkan efisiensi ekonomi negara-negara anggota ASEAN,” katanya kepada wartawan yang menanyakan hasil pertemuan para menteri ekonomi ASEAN di Singapura, Kamis.

Para menteri ekonomi ASEAN itu bertemu dua hari untuk membicarakan berbagai hal antara lain Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) serta forum kerjasama ekonomi seperti Caucus Ekonomi Asia Timur (EAEC) dan Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).

Menurut Tunky, dengan diberlakukan CEPT yang merupakan sarana untuk mewujudkan AFTA maka perdagangan global secara luas dapat didekatkan. Dewan AFTA memutuskan CEPT diberlakukan mulai 1 Januari 1994.

Ditanya apakah Indonesia menghadapi kendala dalam melaksanakan CEPT, Tunky menjawab tegas, “Tidak ada masalah.” Ditambahkannya, pemberlakukan CEPT dapat meningkatkan kerjasama regional antar negara anggota ASEAN.

Beberapa negara anggota ASEAN telah menjalin ketjasama subregional melalui konsep ketjasama Segitiga Pertumbuhan Selatan yang melibatkan Singapura, Johor (Malaysia) dan Riau (Indonesia), serta Segitiga Pertumbuhan Utara yang melibatkan Sumatera bagian Utara (Indonesia), Malaysia dan Thailand, dan paling akhir kerjasama di bagian timur antara Filipina, Indonesia dan Malaysia.

“Kerjasama-kerjasama  tersebut berprospek bagus.Ini  akan mempercepat kerjasama secara keseluruhan,” kata Tunky.

Dalam kesempatan itu ia mengatakan bahwa Presiden Soeharto akan pergi ke pertemuan para pemimpin APEC yang direncanakan dilaksanakan di Seattle, AS, November mendatang.

Indonesia, menurut dia, perlu ikut pertemuan di Seattle guna meningkatkan kerjasama ekonomi global dan hal ini dinilainya bermanfaat bagi Indonesia.

Tunky tidak memberi ban yak komentar tentang EAEC yang merupakan gagasan Malaysia. Sejumlah pejabat ASEAN berpendapat caucus itu jangan menjadi bagian APEC,

walaupun perhatian terfokus pada AFTA, namun EAEC juga menjadi pokok pembicaraan hangat di Singapura. (FAC/BTM-001/SU05/rb1)

Sumber:ANTARA(07 /10/1993)

_____________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 619-619.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.