Banjabaru, 1 Juli 1998
Kepada
Yth. Bapak Haji Muhammad Soeharto
Jl. Cendana 8
Jakarta
YAYASAN TETAPLAH MEMBANTU [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Terlebih dahulu kami sekeluarga mohon maaf yang sebesar-besarnya mengganggu ketenangan/kesibukan Bapak Soeharto, berkirim surat yang kedua kalinya didorong rasa simpati yang besar.
Kami merasa sangat prihatin karena semua Yayasan yang dipimpin Bapak Soeharto akan diserahkan/diambil alih oleh Pemerintah.
Yayasan Dharmais, Yayasan Supersemar, Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan Dana Abadi Karya Bhakti dan lain-lainnya yang berkiprah/bertujuan di bidang sosial, seperti membangun masjid-masjid, membangun Panti Asuhan, membiayai anak-anak yatim piatu, dan anak-anak yatim piatu yang masih balita, membiayai orang-orang tua yang sudah jompo, membiayai para pejuang yang cacat mental dan lain-Iainya yang bersifat kemanusiaan.
Biaya yang dikeluarkan setiap bulannya tidak sedikit. Untuk membiayai anak-anak yatim piatu se-Jawa Timur saja sudah Rp 1 miliar lebih, dengan pembagian jatah per orang biaya makannya saja Rp 1000,00. Para pengelola panti asuhan mengkhawatirkan, apabila Yayasan – yayasan diambil alih oleh pemerintah, apakah tetap konsisten membiayai panti asuhan se-Jawa Timur, maupun panti-panti asuhan di daerah lainnya yang ditangani para pejabat – pejabat yang sudah pensiunan dan profesional.
Sebagai umat manusia yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya, kami sekeluarga merasa kasihan dan iba mendengar hal tersebut di atas. Para mahasiswa dan siswa yang saat ini sedang menikmati beasiswa Supersemar juga mengeluh apakah bisa tetap mendapat beasiswa sampai menjadi Sarjana atau Lulus sekolah.
Nampaknya semua lapisan menghendaki semua Yayasan ini tetap jangan diganggu gugat dan ditangani oleh pengurus-pengurus yang sudah ada dan profesioal, kami juga mendo’akan hal yang sama. Amin. Mudah-mudahan Bapak Soeharto mendapat lindungan dari Allah Swt, selamat, sehat wal’ afiat segar bugar, murah rezeki dan terhindar dari musibah macam apapun. Amin. (DTS)
Wassalam kami sekeluarga,
Umar Hamdan
Kalimantan Selatan
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 661-662. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.