Presiden Soeharto Resmikan Lapangan Minyak Udang di Natuna[1]
SABTU, 7 APRIL 1979, Presiden Soeharto hari ini meresmikan lapangan produksi minyak “Udang”, yang terletak di Pulau Natuna, Riau Kepulauan. Upacara peresmian ini berlangsung di Gedung Pertamina Pusat, Jakarta, dan dilakukan melalui satelit Palapa. Lapangan produksi minyak “Udang” ini merupakan hasil kerjasama antara Pertamina dengan Continental Oil Company (Conoco).
Dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa pembangunan industri dan kemajuan kesejahteraan umum jelas memerlukan energi yang tidak sedikit. Karena itu yang penting bagi kita adalah segera berdaya upaya agar ada penganekaragaman penggunaan sumber-sumber energi lainnya, disamping minyak bumi. Sebab itu pula kita harus berusaha mengembangkan sumber-sumber energi lain, seperti batubara, tenaga air, tenaga angin, tenaga panas bumi, tenaga nuklir, tenaga matahari, dan sebagainya.
Namun, demikian dikatakan Presiden selanjutnya, penganekaragaman penggunaan sumber-sumber energi lainnya itu jelas masih memakan waktu dan membutuhkan investasi yang sangat besar. Sebelum semuanya itu benar-benar menjadi kenyataan, maka Pemerintah berkewajiban untuk menyediakan minyak bumi yang cukup bagi keperluan masyarakat dan pembangunan kita, yang memang masih cukup tersedia di bumi Indonesia ini. Untuk itu tidak dapat lain, kita harus mengerahkan segala kemampuan dan cara agar eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi terus berjalan. Demikian Presiden. (WNR)
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 29 Maret 1978 – 11 Maret 1983”, hal 148. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003