Presiden Soeharto: Pembangunan Perlu Sikap Rasional, Tapi Tidak Boleh Dewakan Akal[1]
JUM’AT, 22 JUNI 1979 Presiden Soeharto mengatakan bahwa pembangunan menghendaki sikap yang lebih rasional, karena itu kita harus mengembangkan ilmu pengetahuan dan memanfaatkan teknologi. Akan tetapi pengalaman kita sebagai manusia seringkali menghadapkan kita pada persoalan-persoalan yang tidak mungkin kita pecahkan dengan kemampuan akal dan penalaran ilmiah semata-mata. Diingatkannya bahwa peristiwa Israk Mikraj mengisyaratkan kepada kita agar tidak terjerumus dalam sikap yang mendewa-dewakan akal dan penalaran semata-mata. Demikian dikatakan Kepala Negara dalam menyambut peringatan Israk Mikraj yang diselenggarakan di Masjid Istiqlal malam ini.
Pada kesempatan ini pula Presiden telah mengutarakan maksud Pemerintah untuk mengubah awal tahun pelajaran, dalam rangka meningkatkan dan menyempumakan mutu pendidikan nasional. Diungkapkannya bahwa dalam rangka itu, sekolah-sekolah tidak akan diliburkan sepenuhnya selama bulan puasa. Dijelaskan oleh Kepala Negara bahwa tindakan ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk mengabaikan atau tidak menghargai bulan puasa dan ibadah puasa bagi para siswa sekolah.
Untuk itu Presiden mengharapkan pengertian dari semua pihak, terutama para ulama dan pemimpin-pemimpin agama, untuk tidak merisaukan dan memasalahkan perubahan jadwal liburan selama bulan puasa ini. Dihimbau pula agar masyarakat tidak terpancing oleh isu-isu yang tidak bertanggungjawab. (AFR)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 29 Maret 1978 – 11 Maret 1983”, hal 174. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003