Peringati Nuzulul Qur’an, Presiden Soeharto: Al-Qur’an Ajarkan Kesadaran Hubungan Dengan Tuhan-Alam dan Sesama Manusia[1]
SELASA, 29 JULI 1980, Kalau kita dalami isi Al-Qur’an, maka terasalah kesadaran yang sedalam-dalamnya mengenai hubungan kita dengan Tuhan, kesadaran mengenai hubungan manusia dengan alam semesta, kesadaran mengenai hubungan antara manusia dengan manusia. Demikian diungkapkan Presiden Soeharto dalam amanatnya pada Peringatan Nuzulul Qur’an yang diadakan malam ini di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Kepala Negara mengatakan bahwa dengan ketabahan, ketekunan dan dengan taqwa kepada Tuhan, kita berjuang mengatasi tantangan demi tantangan untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan. Namun demikian, setahap demi setahap persoalan-persoalan besar yang kita hadapi telah mulai dapat kita pecahkan bersama. Selanjutnya Presiden menjelaskan bahwa bagi kita sebenarnya pembangunan dan agama tidak dapat dipisahkan. Pembangunan akan membawa kita kepada kemajuan untuk mencapai kebahagiaan. Agama akan mengantarkan dan mendorong kita untuk mencapai kemajuan dan kebahagiaan pula. Dan kemajuan yang penuh kebahagiaan bagi kita semua itu adalah tujuan pembangunan masyarakat Indonesia. Demikian antara lain amanat Presiden. (AFR)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 29 Maret 1978 – 11 Maret 1983”, hal 316. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003