Peringati Hari Kebaktian Sosial, Presiden Soeharto Tekankan Koordinasi Antar Pekerja Sosial

SELASA, 20 DESEMBER 1982 Pukul 11.00 pagi ini, Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri upacara peringatan Hari Kebaktian Sosial Nasional ke-26 yang berlangsung di Balai Sidang, Senayan, Jakarta. Dalam amanatnya, Presiden mengajak para hadirin untuk bertanya pada diri sendiri, apa yang telah kita sumbangkan bagi pembangunan kita, khususnya dalam menangani masalah-masalah sosial yang kita hadapi bersama. Marilah kita bertanya pada diri sendiri, demikian kata Presiden, cukup tebalkah kesadaran sosial kita masing-masing.
Sehubungan dengan itu, Kepala Negara mengatakan bahwa ada baiknya kita bercermin pada organisasi-organisasi sosial dan pekerja-pekerja sosial. Organisasi-organisasi sosial ini selalu memberi kepada masyarakat, bukan meminta dari masyarakat; mereka melayani masyarakat, bukan minta dilayani oleh masyarakat. Pengabdian mereka sangat besar artinya bagi kemanusiaan dan masyarakat Selanjutnya dikatakannya bahwa para pekerja sosial telah mempersembahkan waktu, pikiran, tenaga, dan bahkan mungkin juga harta mereka untuk membantu sesama anggota masyarakat yang perlu dibantu. Semangat organisasi sosial dan pekerja-pekerja sosial inilah yang perlu kita contoh, malahan kita suburkan dalam masyarakat yang sedang membangun.
Dalam bagian akhir amanatnya, Kepala Negara mengharapkan agar tumbuhnya organisasi sosial dapat diikuti dengan peningkatan kemampuan organisasi dan bertambahnya pekerja-pekerja sosial. Mengingat jumlah pekerja sosial yang terbatas itu, Presiden juga mengharapkan agar mereka hendaknya dapat bekerja secara terkoordinasi, agar potensi pekerja-pekerja sosial yang masih relatif kecil ini dapat mencapai hasil yang sebesar­besarnya. (AFR)

_______________________

Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 91-92. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003