Menerima Presiden Bangladesh, Presiden Soeharto Menekankan Kerjasama Selatan-Selatan[1]
SELASA, 13 JANUARI 1987 Presiden Republik Rakyat Bangladesh, Hussain Muhammad Ershad dan Begum Raushan Ershad sore ini pukul 15.00 mendarat di bandar udara Halim Perdanakusuma dengan pesawat khusus Boeing-707 Air Bangladesh. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Presiden Soeharto dan Ibu Tien dalam suatu upacara kenegaraan dengan dentuman meriam sebanyak 21 kali. Karena hujan gerimis upacara penyambut dilaksanakan di ruang tunggu bandar udara.
Untuk menghormat kunjungan kedua tamu negara itu, Presiden dan Ibu Soeharto malam ini menyelenggarakan jamuan makan malam di Istana Negara. Jamuan makan yang berlangsung mulai jam 20.00 itu dilanjutkan dengan pertunjukan kesenian Indonesia; keseluruhan acara berakhir pada pukul 23.30.
Dalam kata sambutannya, Presiden Soeharto mengatakan bahwa Indonesia memandang penting kerjasama antara sesama negara yang sedang membangun. Dalam rangka itu, dengan segala keterbatasannya, Indonesia tetap berusaha sekuat tenaga untuk dapat memberikan bantuan teknik kepada sesama negara yang sedang membangun. Dilihat dari segi jumlahnya bantuan teknik itu hanyalah kecil saja. Namun hal itu mencerminkan kemauan politik kami untuk memberi isi kepada kerjasama antara Selatan-Selatan.
Selanjutnya Presiden Soeharto mengatakan bahwa kerjasama antara Selatan-Selatan inilah yang akan menjadi kekuatan bersama bagi kita sesama negara-negara yang sedang membangun untuk mengembangkan kerjasama Utara-Selatan. Pada gilirannya kuatnya kemauan politik dalam kerjasama Selatan-Selatan ini dan keberhasilan kerjasama Utara-Selatan akan menjadi kunci utama dari terwujudnya Tata Ekonomi Dunia Baru yang akan memberi keadilan bagi semua bangsa dan semua negara.
Demikian antara lain dikatakan Presiden Soeharto. (AFR)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 562-563. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003