1987-07-07 Presiden Soeharto Hadiri Panen Perdana Supra Insus di Subang

Presiden Soeharto Hadiri Panen Perdana Supra Insus di Subang[1]

 

SELASA, 7 JULI 1987 Presiden dan Ibu Soeharto pagi ini menghadiri upacara Panen Padi Perdana Supra Insus di desa Jatimulya, Subang, Jawa Barat. Panen perdana ini ditandai dengan pemukulan kokol oleh Presiden dan pemukulan lesung oleh Ibu Tien. Tampak juga hadir dalam panen perdana ini sejumlah menteri Kabinet Pembangunan IV dan beberapa anggota Team P-7.

Dalam sambutannya Kepala Negara mengatakan bahwa dalam pembangunan yang harus terus meningkat, maka bidang pertanian umumnya dan produksi beras khususnya harus tetap menjadi kekuatan pendukung yang utama. Jika kita tidak dapat mencapai swasembada beras yang mantap, maka sulit kita bayangkan keberhasilan pembangunan kita di bidang-bidang yang lain. Seandainya dewasa ini kita masih harus mengimpor beras, maka bisa kita bayangkan betapa besamya devisa yang harus kita keluarkan untuk itu. Selanjutnya dapat kita bayangkan betapa beratnya keadaan perekonomian kita jika hal itu terjadi.

Karena alasan-alasan itulah mengapa kita sekarang melaksanakan kegiatan Supra Insus. Dengan kata lain, demikian Presiden, Supra Insus ini merupakan langkah penting bagi kita untuk memantapkan swasembada pangan yang telah kita capai.

Setelah menghadiri upacara panen raya padi Supra Insus, Presiden Soeharto melakukan temu wicara dengan para anggota kontak tani nasional andalan di Desa Jatimulya, Subang. Presiden mengingatkan walaupun peningkatan produksi terns dilakukan melalui berbagai upaya, namun pada suatu saat nanti pasti akan sampai ke titik jenuh. Oleh sebab itu, usaha diversiflkasi pangan sudah harus diusahakan mulai dari sekarang. Misalnya orang Eropa juga tidak makan nasi, tetapi makan kentang dan roti. Kepala Negara menyampaikan bahwa ia dulu pernah makan gadung, yang jika diolah baik, rasanya juga enak. Jadi menurut Kepala Negara beras itu bukan satu-satunya bahan makanan pokok, dan bukan tidak bisa diganti dengan bahan pangan lain. (AFR)



[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 625-626. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.