Presiden Soeharto Sambut PM Papua Nugini[1]
SENIN, 18 JANUARI 1988 Presiden Soeharto pagi ini menyambut kunjungan resmi Perdana Menteri Papua Nugini, Paias Wingti, dalam upacara kebesaran militer di halaman Istana Merdeka. Selesai upacara penyambutan, PM Wingti melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka. PM Wingti akan berada di Jakarta sampai hari Rabu pagi, dan kunjungan ini dilakukannya untuk memenuhi undangan Presiden Soeharto.
Pada jam 11.15 pagi ini kedua kepala pemerintahan melakukan pembicaraan resmi selama dua jam. Pembicaraan yang berlangsung secara terbuka tetapi bersahabat itu telah menyinggung sejumlah masalah baik dalam bidang bilateral, regional maupun internasional.
Malam ini Presiden Soeharto mengadakan jamuan santap malam kenegaraan untuk menghormat PM Wingti. Memberik:an sambutan pada jamuan ini, Presiden Soeharto mengatakan bahwa Perjanjian Saling Menghormati, Persahabatan dan Kerjasama antara Indonesia dan Papua Nugini yang telah ditandatangani bulan Oktober 1986 yang lalu merupakan landasan yang kukuh untuk menyongsong hubungan kerjasama yang makin bermakna bagi kedua bangsa di hari-hari mendatang. Selanjutnya dikatakan oleh Kepala Negara bahwa Indonesia menilai hubungan persahabatan dengan Papua Nugini sangat penting; bukan saja karena merupakan tetangga terdekat, tetapi juga karena hubungan persahabatan tadi akan memberi manfaat bagi usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat masing-masing. Lebih dari itu, hubungan yang bersahabat dan serasi antara kedua bangsa dan negara, tentu akan memberi sumbangan yang positif bagi terciptanya stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik Selatan khususnya, serta dunia pada umumnya. (AFR)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 697-699. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003