Wasiat Kebangsaan Presiden Soeharto (15): Pemilu
Dikumpulkan Kembali Oleh: Abdul Rohman
Pemilihan umum merupakan ukuran, barometer, kemampuan bangsa yang menjunjung tinggi asas demokrasi dalam menyalurkan aspirasi rakyat secara demokratis dan realistis —“Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”, 1989:260
***
Pemilihan umum tetap suatu alat yang penggunaannya tidak boleh mengakibatkan rusaknya sendi-sendi demokrasi dan tidak boleh menyebabkan rakyat jadi menderita —“Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”, 1989:260
***
Pemilu harus dapat kita laksanakan demikian rupa sehingga dapat tetap menjamin dipertahankannya Pancasila dan UUD ’45 —“Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”, 1989:261
***
Pemilu bukan merupakan tujuan, melainkan alat untuk menyehatkan kehidupan demokrasi —“Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”, 1989:261
***
Parpol bukanlah semata-mata alat peroleh pengikut sebanyak-banyaknya untuk menang Pemilu, melainkan juga sebagai alat pendidikan politik —Presiden Soeharto, Pidato Kenegaraan, 16-08-1968
***
Saya kritik suara lantang, yang menyebutkan bahwa setelah pemilihan umum, kalau tidak memuaskan akan berjihad. Pendirian begitu berarti akan menimbulkan kekacauan dan pemberontakan. Padahal yang kita perlukan adalah keamanan dan persatuan. —“Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”, 1989:256
***
Kalau terjadi pengacauan (hasil pemilu), demi kepentingan pembangunan, demi kepentingan Pancasila dan UUD 45, tidak ada jalan lain bagi rakyat bersama ABRI-nya, harus menghadapi jihad itu dengan jihad pula —“Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”, 1989:257
***
Berlomba untuk mengejar kemenangan jumlah kursi jangan sampai dilakukan dengan mengabaikan kepentingan dan tugas nasional (stabilitas politik, stabilitas ekonomi, kelancaran pelaksanaan Pembangunan, persatuan dan kesatuan bangsa), karena berbuat demikian adalah bertentangan dengari semangat Pancasila —“Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”, 1989:257
***
Wawasan Indonesia mengenai demokrasi haruslah berpangkal dari kepribadian dan kebutuhan bangsa sendiri. —Pidato Kenegaraan, 16-08-1977
***
Sama halnya dengan pembangunan, maka tidak ada satu model demokrasipun yang dapat diterapkan begitu saja untuk semua bangsa. —Pidato Kenegaraan, 16-08-1977
***
Oposisi seperti di Barat tidak kita kenal di sini. Oposisi yang asal saja menentang, asal saja berbeda, tidak kita kenal di sini —“Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”, 1989:346
***
Pembangunan politik adalah bagian yang sangat penting dalam tiap pembangunan yang sukses. —“Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”, 1989:334
***
Pembangunan politik merupakan bagian yang paling tidak mudah dari pembangunan bangsa —“Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”, 1989:334
***
Pembangunan politik adalah bagian yang sangat penting dalam tiap pembangunan yang sukses. Pembangunan politik merupakan bagian yang paling tidak mudah dari pembangunan bangsa kita —“Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”, 1989:334
***