Kendari, 23 Mei 1998
Kepada
Yth. Bapak Jenderal Besar TNI (Purn.)
H.Mohammad Soeharto sekeluarga
di Jl. Cendana No.8
Jakarta Pusat
AKAN KAMI KENANG
SELAMANYA [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Perkenankan saya dan sekeluarga menyampaikan “Terima kasih yang setulus-tulusnya” atas jasa-jasa Bapak dalam mengemban tugas yang berat dan mulia untuk negara dan bangsa selama ini.
Khusus bagi saya dan sekeluarga, terima kasih yang tidak terhingga, atas segala simpati dan perhatian Bapak, yang insya Allah tidak akan dilupakan oleh kami, termasuk anak-anak dan cucu-cucu. Ketika saya harus operasi jantung (katup dan koroner) dan berobat di Los Angeles, Amerika Serikat, September 1994, Bapak telah berkenan dengan penuh simpati memberi hibah untuk segala biaya operasi saya, melalui Bapak H. Ary Mardjono, Sekertaris Jenderal DPP Golkar.
Saya kebetulan sebagai Ketua DPD Golkar Tingkat I Sulawesi Tenggara periode 1993-1998/mantan Rektor Universitas Haluoleo Kendari dan anggota MPR-RI, periode 1992-1997.
Berkat ridho Allah subhanahu wa ta’ala dan berkat bantuan yang tulus dan simpati Bapak alhamdulillah saya telah sehat kembali. Setelah operasi hingga kini dapat melakukan tugas-tugas seperti sediakala.
Insya Allah, sepanjang hayat, simpati dan perhatian Bapak kepada saya akan tetap kami kenang. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, dan ridho-Nya kepada Bapak sekeluarga.
Hormat takzim kami sekeluarga. (DTS)
Hormat saya,
H. Eddy Agussalim Mokodompit
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 882. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.