DJEND. SOEHARTO MARAH2 DIMUKA COMAMANDER’S CALL HERAN ANAK ABRI JG MELAKUKAN PELANGGARAN BISA BEBAS TANPA DITINDAK

DJEND. SOEHARTO MARAH2 DIMUKA COMAMANDER’S CALL HERAN ANAK ABRI JG MELAKUKAN PELANGGARAN BISA BEBAS TANPA DITINDAK [1]

 

Djakarta, Kompas

Dalam Commander’s Call jg diadakan beberapa waktu jl Menteri Pertahanan ­Keamanan/Panglima ABRI Djen. Soeharto pernah marah2 dimuka pedjabat2 tinggi ABRI jang salah memandjakan anak2nja.

Heran, kata Djend. Soeharto beberapa anak anggota ABRI djelas terlibat dalam beberapa kedjadian-kenakalan anak2 tanggung. Bukti telah djelas antara lain djatuhnja beberapa korban dan disitanja sendjata milik orang tuanja. Tetapi toh mereka bisa bebas tanpa ditindak apa2. Suatu keanehan jang bisa terdjadi dimasa sekarang. Demikian komentar Djend. Soeharto.

Ditambahkannja lagi, bahwa belakangan ini bermuntjulan banjak “gang2” jang sebagian besar terdiri dari anak2 anggota ABRI dan dilindungi anggota2 ABRI pula. Mereka suka ngebut dengan kendaraan dinas orangtuanja membawa sendjata dan walkie-talkie pula. lnilah kelalaian anggota2 ABRI jang tak bisa mendidik anak2nja.

Tjontoh lain jang dikemukakannja ialah kelalaian para pedjabat dalam memanfaatkan tenaga adjudannja. Kini ada beberapa adjudan jang tugasnja adalah mengahantarkan dan mendjemput anak2 ABRI dari sekolah dsbnja. Dengan demikian fungsi dan status adjudan dapat disamakan dengan pelajan. Hal itu tak tepat dan memungkinkan timbulnja effek2 negatif. Kalau terdjadi persengketaan, maka adjudanlah jang diadjukan. Demikian Djend. Soeharto.

Dapat ditambahkan, bahwa beberapa waktu sebelumnja pihak Garnisun ibukota pernah mengeluarkan pengumuman jang pada pokoknja akan menindak tegas anggota2 ABRI jang lalai atau salah memandjakan anaknja. Kepada anggota ABRI itu disiapkan 3 matjam sanksi2 tak boleh melandjutkan ikatan dinasnja sebagai anggota militer, hukuman disiplin atau tindak pidana.

Untuk dapat melaksanakan instruksi itu, maka direncanakan kerdjasama Polisi 4 angkatan. Pengumuman sudah keluar, maka kini realisasinja. Dan ini jang paling penting. (DTS)

Sumber: KOMPAS (04/03/1970)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 552.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.