PRESIDEN SOEHARTO INSTRUKSIKAN BULOG SUPAYA TIDAK MELAKUKAN PEKERJAAN DILUAR TUGAS POKOK [1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto menginstruksikan kepada para pejabat aparat Badan Urusan Logistik untuk tidak melakukan pekerjaan dan wewenang di luar tugas pokok badan tsb.
“Tugas pokok Bulog”, demikian Kepala Negara, “adalah untuk memelihara stabilitas harga2 dari sembilan bahan pokok dan tugas yang dibebankan pemerintah itu merupakan tugas aparat.”
Ketika memberikan sambutan tertulis pada pembukaan rapat Kerja Bulog di Bina Graha hari Rabu, Presiden menilai raker tsb. punya arti penting karena diselenggarakan disaat pemerintah bekerja keras untuk mengatasi masalah perberasan.
Sambutan tertulis kepala negara dibacakan oleh Menteri Negara Ketua Bappenas Widjojo Nitisastro. Sebelumnya Kepala Bulog Achmad Tirtosudiro melaporkan mengenai penyelenggaraan raker diikuti oleh Kepala2 Depot Logistik seluruh Indonesia dan pejabat2 teras Bulog.
Tidak Boleh Dijadikan Dalih
Menyinggung masalah pengadaan beras, Presiden Soeharto mengakui dalam hal ini menyangkut pula hal2 yang tidak pasti mengingat kemungkinan terjadinya bencana alam banjir dB diluar kemampuan manusia.
Tapi oleh kepala negara diingatkan, bahwa hal2 semacam itu tidak baleh dijadikan dalih untuk tidak dapat mengendalikan harga beras. Dikatakan, akibat harga beras beberapa waktu yang lalu laju inflasi selama bulan2 September sampai Desember 1972 mencapai 22,5%. Laju inflasi seluruh tahun itu 25%. Menurut Kepala Negara, laju inflasi tahun 1972 merupakan inflasi terbesar sejak tahun 1967. Padahal sejak 1967 pemerintah dari tahun ketahun berhasil menekan laju inflasi kebawah.
Dropping agar Benar2 Dilaksanakan
Presiden kembali menginstruksikan Bulog agar benar2 melakukan dropping beras ke pasar2 di seluruh Indonesia sesuai dengan ketentuan yang telah diputuskan oleh pemerintah yaitu untuk Januari paling sedikit 150.000 ton.
“Pada bulan berikutnya pemerintah akan meningkatkan jumlah dropping sampai selesainya masa paceklik,” kata Presiden.
Memperkuat instruksinya itu, Kepala Negara menegaskan : ”Tidak ada alasan bagi Bulog untuk tidak melaksanakan dropping sejumlah tersebut. Hal ini didasarkan oleh kemampuan penyediaan beras yang dikuasai pemerintah.”
Dalam masalah yang menyangkut kelancaran pengangkutan beras ke daerah2, Presiden mengemukakan, bahwa dia telah menginstruksikan kepada pihak2 yang berwenang dibidang ini untuk melakukan kerjasama dengan Bulog.
Tiga Syarat
Tugas Bulog sekarang ini harus benar2 berhasil, kata Presiden menandaskan.
Untuk itu Kepala Negara mengajukan tiga persyaratan yang harus dimiliki oleh segenap pejabat dan aparatur badan ini yaitu kemauan, kemampuan dan kejujuran.
Disamping itu kerjasama dalam tubuh Bulog sendiri yang menyangkut antara badan yang berfungsi di pusat dan didaerah2 harus benar2 terjalin dengan baik.
Presiden juga minta agar koordinasi dan konsultasi antara aparat2 Bulog dengan aparat pemerintah lainnya ditingkatkan.
Bahkan kalau perlu Bulog minta bantuan aparat2 lain untuk mensukseskan tugasnya.
Tema Pokok Raker
Rapat Kerja tsb. seperti yang dikemukakan oleh Kepala Bulog dalam pidato pengantarnya bertema pokok untuk menyempurnakan mekanisme dan cara2 kerja untuk peningkatan volume dan kecepatan market operation sampai bulan April 1973 yang dianggap masih dalam masa paceklik.
Disamping itu tema pokok lainnya adalah menyusun program dengan mekanisme cara2 pelaksanaan yg efektif utk support harga dalam tahun anggaran 1973/74.
Dalam raker yg akan berlangsung empat hari akan dibahas pula masalah gula pasir, terigu dan garam. (T110/RU/CE-46/1205-Q22). (DTS)
Sumber: ANTARA (17/01/1973)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 170-171.