KEMUNGKINAN TERBUKA LUAS KE ARAH PENINGKATAN KERJASAMA DIANTARA SESAMA NEGARA YANG SEDANG MEMBANGUN
Presiden Soeharto menyatakan di Jakarta Rabu, pagi bahwa kemungkinan terbuka luas kearah peningkatan kerjasama di antara sesama negara yang sedang membangun, meskipun potensi dan kebutuhan masing-masing negara tidak selamanya sama.
Kepala Negara mengemukakan hal ini dalam pidato balasannya pada upacara penyerahan surat-surat kepercayaan Dutabesar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Kerajaan Kuwait untuk Indonesia, Alnnad Gaith Abdullah, di Istana Merdeka, Jakarta.
Presiden mengatakan, diantara negara-negara yang sedang berkembang ada negara-negara yang merniliki potensi modal yang tidak kecil dan ada pula yang memiliki sumber alam dan sumber tenaga manusia yang tidak kecil.
Segala potensi ini bila dikerahkan dan diarahkan secara terpadu, pasti akan menampilkan kegiatan baru yang dapat mendorong bertambah cepatnya kemajuan dan kesejahteraan bangsa yang sedang membangun, kata Presiden.
Hal ini, kata Presiden, akan dapat memberikan sumbangan kepada suasana damai dan sejahtera bagi seluruh ummat manusia.
Presiden mengemukakan pula bahwa kemajuan dan kesejahteraan ummat manusia mempakan tantangan dan perjuangan besar seluruh bangsa di dunia, terutama dinegara-negara yang sedang membangun.
Indonesia kini secara bertahap sedang berusaha terus mengejar kemajuan dan kesejahteraan ini. Usaha ke arah itu dilakukan dengan melaksanakan serangkaian tahap pembangunan lima tahun, yang kini sudah memasuki tahapan yang ketiga.
"Kami terus menggali kemampuan kami sendiri untuk melaksanakan pembangunan masa depan Indonesia itu. Namun kami menyadari pentingnya kerjasama antar bangsa untuk mempercepat gerak pembangunan, baik antar negara maju dan negara sedang membangun maupun antara negara-negara sedang membangun sendiri", demikian Presiden.
Dalam rangka itulah, kata Presiden, Indonesia memandang perlu untuk mengusahakan peningkatan kerjasama di antara sesama negara yang sedang membangun.
Dalam upacara penyerahan surat-surat kepercayaan itu, hadir Menlu Mochtar Kusumaatmadja, Mensesneg Sudharmono, Sekjen Deplu Dr. B.S. Arifien, Itjen Deplu Sarwo Eddy dan pejabat-pejabat tinggi pemerintah lainnya. (DTS)
…
Jakarta, Antara
Sumber: ANTARA (12/12/1979)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 286.