PRESIDEN PERINGATKAN MASYARAKAT BERHATI-HATI TERHADAP SELEBARAN-SELEBARAN ADU DOMBA ANTARA-AGAMA
SIDEN SOEHARTO menyerukan kepada segenap lapisan masyarakat angsa lndonesia agar berhati-hati dan jangan sampai mempercayai selebaranselebaran yang banyak beredar selama dua bulan terakhir ini dan isinya mengadu-domba.
Presiden juga meminta kepada masyarakat agar jangan sampai terbawa arus oleh fitnahan yang dilancarkan melalui selebaran-selebaran yang menyebutkan seolah-olah jenderal tertentu berpihak kepada suatu golongan agama tersebut.
Menteri Agama Alamsyah Ratu Perwiranegara selesai diterima Presiden Soeharto di Istana Merdeka senin pagi mengungkapkan banyaknya beredar selebaran yang mengadu domba antara agama tersebut, khususnya sejak bulan Desember lalu.
Ia mengatakan, bahwa selebaran-selebaran itu berisikan adu domba dan mengelompokkan para pemimpin nasional. Semua yang disebut dalam selebaranselebaran itu tak benar, kata Alamsyah.
Menteri menegaskan bahwa bangsa Indonesia sudah membuktikan sejak tahun 1945, pada waktu timbulnya peristiwa G30S/PKI dan pada setiap timbulnya tantangan-tantangan lainya berjuang atas landasan dan tujuan yang satu.
"Seorang Jenderal atau seorang perwira .boleh beragama apa saja," kata Alamsyah, Tapi landasan tempat berpijak bangsa Indonesia adalah Pancasila dan Undang-Undang Datar 1945, Setiap golongan dan setiap warga masyarakat bangsa Indonesia harus menempatkan kepentingan nasional di atas segala2nya.
Kikis dan Berantas
Oleh karena itu kalau masyarakat menemukan selebaran-selebaran, semacam itu, Menteri mengatakan bahwa itu jelas berasal dari pihak ketiga yang ingin merusak kerukunan dan persatuan bangsa.
Dalam hubungan ini Menteri menegaskan bahwa hal ini harus kita berantas bersama sebab tidak satupun agama yang terdapat di Indonesia mempunyai konsep tersendiri
”Tidak satupun jenderal atau seorang alat negara yang mempunyai konsep sendiri." katanya.
Konsep bangsa Indonesia adalah apa yang tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945 dan segala sesuatu yang menjadi keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Menteri menilai bahwa selebaran-selebaran itu dikeluarkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab danharus dikikis habis bersama. Sebab bagaimana pun juga sejak tahun 1945 sampai sekarang, hanya atas landasan persatuan nasional, Pancasila dan UUD 45, bangsa Indonesia dapat selamat. Atas dasar ketiga landasan ini bangsa Indonesia dan perjuangannya dapat diselamatkan.
"Persoalan agama adalah persoalan pilihan pribadi dan hal ini dijamin sesuai dengan pasal 29 UUD 1945," kata Alamsyah. Tapi masing-masing agama harus bertekad mengisi negara tujuan perjuangan negara Pancasila sesuai dengan kemampuan, kepandaian dan kesadaran masing-masing.
Bukan Tidak Mungkin Subversi
Ketika diminta menegaskan yang dimaksudkan dengan pihak ketiga, Menteri Alamsyah menyatakan bahwa bukan tidak mungkin selebaran dibuat dan diedarkan oleh unsur-unsur subversif dan eks-elemen yang bergerak dibawah tanah.
Tapi Menteri mengatakan bahwa kini sedang diikuti terus dan penelitian sedang dilakukan. Mengenai cara penyebarannya, Alamsyah mengatakan dilakukan melalui pos dan disebarluaskan lagi secara beranting.
Menteri menyerukan kepada masyarakat yang menemukan selebaran itu, hendaknya jangan terus dianggap benar dan jangan sampai ada orang yang dicap termasuk dalam suatu golongan tertentu sebab dalam selebaran itu disebut-sebut pula beberapa nama tertentu.
Alamsyah menjelaskan pula selebaran itu berbentuk selebaran yang menyerupai surat. Selebaran itu terdiri dari dua atau tiga macam, tapi nadanya sama, yang pada pokoknya mengadu-domba antar agama dan dapat merusak kerukunan dan persatuan serta apa yang telah dicapai selama ini.
Menteri sekali lagi menegaskan apa yang disebut dan difitnahkan dalam surat selebaran itu semuanya tidak benar, sebab keadaan yang sebenarya tidaklah demikian.
Ketika menjawab pertanyaan di daerah mana selebaran-selebaran itu yang paling banyak beredar, Alamsyah mengatakan, di Jakarta.
Organisasi Mahasiswa Tidak Berbuat
Dalani selebaran tersebut, menurut Alamsyah, disebut-sebut organisasi mahasiswa sebagai pembuat surat selebaran itu. Tapi dia menyatakan keyakinannya tidak ada satupun organisasi mahasiswa akan berbuat hal semacam itu.
Ia juga mengemukakan bahwa dulu juga pernah ada selebaran semacam itu, tapi tidak seberbahaya yang sekarang.
Mengenai kemungkinan selebaran itu dilancarkan dari luar negeri, Menteri mengatakan bahwa yang jelas selebaran-selebaran tersebut berbahasa Indonesia.
Atas pertanyaan Menteri mengatakan kemungkinan di daerah-daerah lainnya di Indonesia selebaran-selebaran ini juga banyak beredar. Tapi pada pokoknya selebaran ini semakin banyak beredar sejak bulan Desember ini akan diteliti terus. (DTS)
…
Jakarta, Antara
Sumber: ANTARA (15/01/1979)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 375-377.