ASEAN PRESIDEN : NARKOTIKA DAPAT HANCURKAN KETAHANAN NASIONAL
Pertemuan Menkeh dan Jaksa Agung
Presiden Soeharto mengingatkan tentang bahaya narkotika yang dikatakannya sebagai mengambil sasaran generasi muda yang secara jangka panjang akan menghancurkan ketahanan nasional.
Di hadapan para Menteri Kehakiman dan Jaksa Agung dari negara-negara ASEAN Kamis pagi istana Merdeka, Presiden mengingatkan kita bertekad untuk menjamin kelangsungan negara dan bangsa yang hanya bisa terwujud oleh ketahanan nasional masing-masing.
Ketahanan nasional menurut Presiden Soeharto termasuk ketahanan sosial, ketahanan budaya dan ketahanan ekonomi. Dengan ketahanan nasional bangsa dan negara kita masing-masing dimungkinkan merencanakan pembangunan untuk menjamin kelangsungan hidup terhindar dari ancaman dari luar maupun dari dalam.
Ia pun mengingatkan dalam kenyataan kemajuan teknologi, ketahanan itu tidak hanya bisa hancur dengan kekuatan militer tetapi bisa juga oleh ancaman ekonomi. Bahkan berdasarkan pengalaman, kalau kekuatan militer tidak bisa digunakan, ideologi, politik, ekonomi bisa juga dilancarkan dengan mengambil langkah jangka panjang.
Presiden mengingatkan kalau kita dalam satu generasi memiliki satu ketangguhan, maka kita tidak akan bisa dipaksa oleh ancaman apapun juga. Karena itu rupa-rupanya mereka mengambil kelemahan pada generasi yang akan datang dan generasi muda sekarang.
Estafet
Kalau kita kurang waspada, penggunaan heroin dan sebagainya akan melemahkan generasi muda sekarang dan bila kita berhasil mengatasi ancaman narkotika ini, “saya yakin generasi muda nanti menerima estafetnya tidak akan susah”.
Kewaspadaan para penegak hukum harus dimulai dari sekarang. Jadi kita harus benar-benar mencegah, jangan sampai generasi muda yang menjadi tulang punggung bangsa dan negara terjerumus, kata Presiden pada para Menkeh dan Jaksa Agung ASEAN yang akan mengadakan pertemuan di Bali 11-12 April itu.
Jaksa Agung dan Menteri Kehakiman dari ke enam negara ASEAN itu diterima Presiden Soeharto, didampingi oleh Jaksa Agung Hari Suharto dan Menteri Kehakiman Ismail Saleh.
Kepada wartawan, Ismail Saleh mengatakan pertemuan yang akan berlangsung di Bali adalah sebagai usaha untuk meningkatkan ketahanan nasional masing-masing negara dalam usaha memantapkan stabilitas kawasan ini.
Kerja sama di bidang hukum menurut Ismail Saleh adalah sarana yang baik dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional masing-masing untuk menghadapi masalah-masalah seperti narkotik, pemalsuan paspor.
Dengan pertemuan ini diharapkan adanya suatu kerja sama untuk memecahkan permasalahan dan mencari jalan keluar sehingga ancaman-ancaman yang ada baik dari dalam maupun dari luar dapat diatasi. Juga diharapkan adanya suatu kesepakatan bersama bagi pertemuan semacam ini secara berkala. (RA).
…
Jakarta, Sinar Harapan
Sumber : SINAR HARAPAN (10/04/1986)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 544-545.