ASEAN SUDAH BERUSAHA BUJUK VIETNAM
Presiden Soeharto
Presiden Soeharto, mengatakan bahwa negara-negara Asia Tenggara-ASEAN telah berusaha membujuk Vietnam dalam mencari penyelesaian masalah Kamboja, tetapi negara itu belum beranjak dari pendiriannya semula, sehingga tidak ada jalan lain bagi ASEAN untuk tetap pada garisnya, sambil menunggu Vietnam dapat menyambut baik himbauan ASEAN Menlu Mochtar Kusumaatmadja menjelaskan hari ini di Istana Merdeka.
Garis dan himbauan ASEAN dalam penyelesaian Kamboja adalah menarik mundur pasukan-pasukan asing Vietnam dan rakyat Kamboja menentukan nasibnya sendiri.
Mochtar berada di Istana Merdeka bersama-sama dengan lima rekannya Menlu ASEAN lainnya, Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina dan "Brunei Darussalam, untuk melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto.
Menurut Mochtar, dalam penyelesaian masalah Kmnboja, antara Vietnam dengan negara-negara ASEAN tidak menemui jalan buntu, hanya saja saat ini belum matang.
Jalan yang ditempuh untuk penyelesaian masalah Kamboja, menurut Menlu Indonesia itu, bukan dengan cara-cara latihan militer bersama negara-negara ASEAN, melainkan melalui perjuangan politik.
Dalam kesempatan itu Menlu Mochtar membantah terhadap penilaian adanya ketidak serasian antara sesama negara ASEAN.
"Dalam masalah Kamboja, kita sekarang ini cukup kompak," ujarnya.
Mengutuk
Dalam pernyataan bersamanya selesai melakukan pertemuan khusus di Sekretariat Jenderal ASEAN di Jakarta Selasa ini, para Menlu ASEAN tersebut mengutuk serbuan militer Vietnam terhadap perkemahan penduduk Kamboja dan pelanggaran kedaulatan serta integritas
Thailand
Dalam pernyataan yang dibacakan oleh Ketua Panitia Anggota Tetap ASEAN/Menlu Mochtar, para Menlu ASEAN menyerukan kepada pemimpinpemimpin Vietnam untuk mengekang diri dari tindakan tindakan demikian yang bisa mempengaruhi keamanan seluruh wilayah kawasan.
Mereka mendukung sepenuhnya tindakan-tindakan Thailand dalam mempertahankan hak-haknya untuk pertahanan diri dan menegaskan kembali solidaritas ASEAN dengan pemerintah dan rakyat Thailand dalam memelihara kemerdekaan, kedaulatan dan integritas teritorial Thailand.
Serangan militer Vietnam tersebut telah menyebabkan penduduk Kamboja dan Thailand kehilangan tempat tinggal dan mengakibatkan 75.000 penduduk Kamboja mengungsi ke Thailand. Hal itu menambah beban Thailand dan masyarakat internasional dalam memberikan bantuan kemanusiaan.
Menlu-menlu ASEAN menegaskan kembali pentingnya suatu pemecahan masalah Kamboja seperti yang pernah mereka tegaskan dalam pernyataan khusus "ASEAN Appeal" bagi kemerdekaan Kamboja 20 September 1983 dan Komunike Bersama Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN Juni 1983.
Para Menlu ASEAN menegaskan kembali sikap mereka bahwa penarikan menyeluruh kekuatan asing, pengupayaan rekonsiliasi nasional dan hak untuk menemukan nasib sendiri adalah unsur penting bagi kelangsungan kemerdekaan dan kedaulatan Kamboja.
Mereka juga berpendapat bahwa rekonsiliasi nasional diantara rakyat Kamboja akan membawa keberhasilan bagi usaha-usaha ke arah pemecahan politik negeri itu.
Para Menlu ASEAN juga menandaskan lagi dukungannya untuk Pemerintah Koalisi Demokratik Kamboja dibawah Presiden Norodom Sihanouk dan usahausaha memulihkan hak-hak rakyat negeri itu untuk menentukan nasibnya sendiri.
Para Menlu ASEAN juga menegaskan kembali kesediaan mereka untuk mengadakan konsultasi dengan semua pihak bersangkutan mengenai usaha pemecahan secara politis masalah Kamboja meskipun provokasi Vietnam terus berlangsung terhadap perbatasan Thailand-Kamboja.
Menlu-Menlu ASEAN dalam pernyataannya juga menyebutkan bahwa penemuan khusus tersebut antara lain membahas perkembangan politik dan militer sehubungan dengan masalah Kamboja, kunjungan Menlu Vietnam Nguyen Co Thach di Jakarta dan Kanbera serta Bangkok. (RA)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber : MERDEKA (09/05/1984)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 600-602.