PRESIDEN PADA HARILINGKUNGAN HIDUP :
DIPERLUKAN MAKNA BARU DALAM SEMANGAT NASIONALISME
Untuk generasi muda masa sekarang diperlukan makna baru, dalam semangat nasionalisme bangsa.
Rasa cinta tanah air yang sungguh-sungguh terwujud dalam kecintaan kepada tanah air dan lingkungan Indonesia harus dikembangkan, Presiden Soeharto mengatakan, Sabtu pagi, dalam sambutannya pada upacara peringatan hari lingkungan hidup sedunia.
Rasa cinta tanah air itu, menurut Presiden, menolak perusakan tanah, air dan lingkungan Indonesia oleh kelakuan perbuatan manusia.
Artinya, rasa cinta tanah air yang berakar pada kecintaan kepada alam Indonesia, keelokan lembah dan gunung, keindahan riak gelombang di pantai dan kesejukan kehijauan hutan menampung hujan untuk kemudian dilepas melalui sungai yang bermuara di lautan bebas.
Juga rasa cinta tanah air yang tersalur dalam usaha menumbuhkan kemampuan lingkungan alam, yang akan menopang peri kehidupan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke secara lestari di masa kini dan nanti sepanjang zaman.
Presiden Soeharto mengatakan para penerima hadiah "Kalpataru" membuktikan masyarakat Indonesia memiliki tata nilai yang mendorong pengembangan lingkungan hidup.
Suatu tata nilai yang mencerminkan semangat nasionalisme dalam bentuk dan wujud baru yang lebih sesuai dengan tuntutan dasawarsa-dasawarsa menjelang tahun 2000.
Kalpataru melukiskan Pohon Kehidupan yang melambangkan alam dan segala yang dilimpahkan kepada manusia merupakan penghargaan bagi penyelamat, perintis dan pengabdi lingkungan hidup.
Presiden Soeharto mengingatkan dalam usaha pembangunan bukan saja tidak boleh merusak alam, tetapi harus memelihara kelestariannya. Karena itu pula, dalam melaksanakan pembangunan, sekaligus berusaha menciptakan keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya.
Kerusakan lingkungan hidup bagi bangsa Indonesia berpangkal pada rendahnya pendapatan rakyat, berkecamuknya kemiskinan di tengah-tengah masyarakat dan besarnya tekanan penduduk kepada sumber alam sehingga melampaui batas kemampuan daya dukung alam.
Karena itu, guna mengatasi kerusakan lingkungan mutlak perlu dilakukan segala usaha memberantas kemiskinan, meningkatkan pendapatan rakyat, mengendalikan pertambahan pendudukan dan menggunakan sumber alam secara bijaksana agar mampu menopang pembangunan secara berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat generasi sekarang dan karena dalam dasawarsa 80-an dan 90-an menjelang tahun 2000 mendatang masih banyak tantangan yang harus dilalui.
Kata Presiden, menurut perkiraan, penduduk Indonesia masih akan meningkat dari 150 juta jiwa sekarang menjadi sekitar 216 juta jiwa di tahun 2000 mendatang.
Rp 5 Juta
Presiden Soeharto dalam kesempatan itu menyerahkan hadiah sebesar Rp 5 juta dan Kalpataru kepada organisasi masyarakat yang keluar sebagai pemenang penyelamat lingkungan, masing-masing Korps Kewang Negeri lhamahu, Rp 2,5 juta kepada perintis lingkungan masing-masing Drs Samsi Puradiwangsa Jalan Renggomanis Kompleks P & K Blok D Cijagra No 82 Bandung dan Ir M. Kasim Arifin Fakultas Pertanian Universitas Syiahkula Banda Aceh.
Untuk pengabdi masing-masing kepada Atang Setiaman Desa Nawin RT II Kecamatan Haruai, Tabalong, Kalsel dan Banen Kampung Sekolah Darat Kecamatan Melak, Kutai, Kaltim.
Menteri PPLH Emil Salim dalam laporannya jumlah penerima Kalpataru tahun ini berkurang dibanding dengan tahun yang lalu dari 11 menjadi 8, bukan berarti kurangnya pada calon, tetapi sebaliknya bahkan jumlah calon naik dari 100 menjadi 124.
Kebanyakan calon yang diajukan sudah disaring sebelumnya oleh Pemerintah Daerah. (RA)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber : MERDEKA (07/06/1982)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 1118-1119.