RI AKAN MEMBANGUN MENJADI NEGARA MODEREN DAN MAJU
Presiden Buka Konperensi Regional FAO
Indonesia dalam jangka panjang akan membangun negara modern dan maju, namun tetap di atas landasan kepribadian dan budaya bangsa yang kokoh, Presiden Soeharto mengatakan di Istana Negara ketika membuka konperensi regional FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian sedunia) wilayah Asia dan pasifik ke XVI hari ini.
Presiden mengatakan dalam membangun negara maju dan modern itu, Indonesia tetap berusaha membuat struktur ekonomi yang seimbang, yaitu struktur ekonomi yang memiliki industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang kokoh.
Kepala Negara yang berpidato di depan 260 peserta itu mengatakan, hasil hasil yang dicapai Indonesia dalam usaha mencukupi kebutuhan pangan rakyat sampai saat ini sangat membesarkan hati.
Dari tahun ke tahun produksi beras, dapat terus ditingkatkan, demikian pula produksi bahan pangan lainnya.
"Walaupun demikian usaha peningkatan produksi tersebut akan terus kami galakkan,” kata Presiden.
Pengalaman
Presiden Soeharto mengajak para peserta konperensi untuk mengadakan tukar menukar pengalarnan.
"Dalam konperensi ini rnarilah kita saling tukar pengalaman, baik pengalaman pahit maupun pengalaman yang menghasilkan sukses," kata Presiden.
Presiden mengatakan para petani Indonesia yang berpuluh juta jumlahnya sangat terbatas kemampuannya, baik kernampuan tehnis pengetahuannya, terbatas pemilikan tanah, rnaupun terbatasnya kemampuan permodalannya.
"Dalam rangka mengatasi masalah dan keterbatasan itulah kita sungguh kaya dengan pengalaman," kata Presiden.
Presiden mengatakan, dengan tukar menukar pengalaman konperensi FAQ lebih bermanfaat, karena di satu fihak dapat menghindari kesalahan yang barang kali pemah diperbuat dan di lain pihak bisa diteruskan apa yang telah dilakukan dengan baik.
Perang
Kata Kepala Negara lagi, kita semua menarnh harapan yang besar kepada FAO, karena organisasi yang sangat terkenal ini memiliki keterikatan yang kuat dalam perang melawan kemiskinan dan kelaparan.
”Tidak perlu disangsikan lagi, bahwa negara negara yang sedang membangun pasti rnengerahkan segala kemauan dan kemampuannya untuk mengatasi masalah kemiskinan dan kelaparan," kata Presiden.
Dalam rangkaian ini, kata Presiden, yang diperlukan adalah pengertian dan uluran tangan dari negara-negara yang telah marnpu, yang dapat memperlancar perjoangan negara-negara yang sedang membangun agar segera dapat mengatasi kesulitannya dan segera dapat berdiri tegak dengan kekuatannya sendiri.
Presiden mengharapkan dalam keputusan dan rekomendasi yang diambil dalam konperensi dapat meningkatkan nasib beratus-ratus juta petani, nelayan, peternak kecil dan lain-lain kelompok yang bekerja di bidang pertanian yang merupakan bagian terbesar penduduk negara yang sedang membangun.
Konperensi FAQ ini diikuti oleh 28 Negara di Asia Afrika yang akan berlangsung sampai tanggal 12 Juni di Balai Sidang Jakarta.
Menteri Pertanian Soedarsono dalam laporannya mengatakan konperensi akan membahas masalah-masalah peningkatan produksi pangan, peternakan dan tanaman ekspor, pengamanan pangan di wilayah Asia dan Pasifik dan lain-lain lagi. (RA)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber : MEDEKA (08/06/1982)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 111-1121.