GODAAN DALAM PEMBANGUNAN MAKIN BESAR, HARUS MAWAS DIRI

GODAAN DALAM PEMBANGUNAN MAKIN BESAR, HARUS MAWAS DIRI

PRSIDEN SOEHARTO mengatakan, sesungguhnya perjoangan dalam masa pembangunan sekarang ini tidaklah lebih ringan dibanding dengan perjoangan dalam masa revolusi mempertahankan kemerdekaan dahulu. Kepala Negara mengemukakan hal itu dalam pidatonya pada upacara peresmian Dewan Paripuma dan Pimpinan Pusat Legiun Veteran RI di lstana Negara Senin pagi.

"Bahkan", katanya lebih Ianjut, "tantangan-tantangan dan godaan-godaan yang kita hadapi dapat lebih besar dan aneka ragam”.

Dikemukakannya, tantangan2 itu tidak jarang dalam diri sendiri, seperti kecenderungan untuk menikmati hasil, untuk hidup dalam gaya yang berlebihan tanpa menenggang rasa pada sebagian masyarakat sekitar yang masih kekurangan.

Ia minta agar para pelaksana pembangunan dengan segala kelemahan dan kurangannya sebagai manusia, untuk tetap waspada, selalu mawas diri dan berusaha untuk dapat mengatasi tantangan yang dihadapi lahir maupun bathin.

Kepala Negara minta agar para Veteran Republik Indonesia senantiasa merenungkan kembali apa yang telah mereka tuju dengan kemerdekaan dan apa yang telah mereka sumbangkan dalam mencapai tujuan kemerdekaan.

Semangat 45

Dijelaskannya, pemerintah sejak masa Orde Baru telah bertekad melaksanakan pembangunan nasional secara berencana dan bertahap dan sambung menyambung berdasarkan Pancasila dan UUD 45 untuk mencapai tujuan kemerdekaan itu.

Ia menyatakan keyakinannya, pembangunan akan dapat dilaksanakan dengan berhasil asalkan seluruh bangsa Indonesia tetap memiliki semangat perjuangan kemerdekaan 17 Agustus, 1945.

Semangat itu antara lain adalah persatuan, kerakyatan, berjoang dengan mengandalkan kekuatan sendiri, bekerja keras dan ulet dan tidak gampang putus asa.

Ditegaskannya, apa yang perlu dilakukan Veteran Republik Indonesia dewasa ini pertama2 adalah memelihara semangat 17 Agustus 1945 itu.

Imbalan Jasa

Presiden mengatakan, sekalipun sebagai pejoang para veteran tidak mengharapkan imbalan jasa, namun pemerintah menyadari bahwa veteran, seperti halnya golongan2 lain dalam masyarakat Indonesia, juga mengharapkan perbaikan nasib yang adil dan merata.

Setidak-tidaknya, katanya lebih Ianjut, veteran mengharapkan penghargaan dari negara dan bangsanya yang wajar sesuai dengan hak2nya yang ditetapkan menurut peraturan yang ada.

Dalam hal ini pemerintah akan mengusahakan terlaksananya ketentuan2 dalam batas2 kemampuan negara sesuai makan meningkatnya hasil2 pembangunan.

Di akhir sambutannya, Presiden minta agar para veteran meningkatkan terus keterlibatannya dalam pembangunan sesuai dengan kemampuan yang ada padanya.

Susunan Pengurus

Dewan Paripurna Pusat Legiun Veteran RI terdiri dari 98 orang dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai ketuanya. Diantara pejabat pemerintah yang duduk dalam dewan itu adalah Jaksa Agung Ali Said SH. Sri Sultan Hamengku Buwono IX tidak hadir dalam pelantikan itu, demikian pula Jenderal TNI Sumitro.

Pimpinan Pusat Legiun Veteran RI terdiri dari 22 orang dengan Letjen Achmad Tahir, Sekjen Departemen Perhubungan, sebagai ketua umumnya. Segera setelah pelantikan para anggota pimpinan pusat itu mengadakan sidang untuk merumuskan rencana kerja mereka dalam periode 1979-1982. (DTS)

Jakarta, Antara

Sumber: ANTARA (29/01/1979)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 365-366.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.