HASIL KUNJUNGAN PRESIDEN SOEHARTO KE INGGERIS, SRI LANKA DAN BANGLADESH

HASIL KUNJUNGAN PRESIDEN SOEHARTO KE INGGERIS, SRI LANKA DAN BANGLADESH

Kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto ke Inggeris, Sri Lanka dan Bangladesh tidak hanya mencapai sukses dalam mempererat persahabatan dan saling pengertian, tetapi juga membuka pintu lebih luas bagi kerjasama terutama dalam bidang ekonomi dan kebudayaan.

Menteri Sekretaris Negara Soedharmono SH mengatakan hal itu kepada wartawan dalam perjalanan dari Dakka menuju Jakarta Rabu siang, setelah Presiden Soeharto mengakhiri kunjungan kenegaraannya di Bangladesh pagi itu.

Presiden meninggalkan Indonesia tanggal 11 Nopember untuk kunjungan kenegaraan ke Inggris, Sri Lanka dan Bangladesh sampai tanggal 21 Nopember.

"Kita tidak saja menggalang hubungan yang lebih erat, akrab dan saling pengertian dengan negara2 yang dikunjungi itu, tetapi juga menghasilkan langkah2 konkrit yang bermanfaat bagi kita dan ketiga negara itu," demikian keterangan Menteri.

Dalam kunjungan ketiga negara itu telah ditandatangani perjanjian kerjasama tehnik dengan Sri Lanka dan Bangladesh dan perjanjian kerjasama kebudayaan dengan Bangladesh, sementara dengan Inggris ditandatangani nota perjanjian untuk memperbaharui perjanjian udara kedua negara.

Ketika mengakhiri kunjungan kenegaraan di Inggeris, Presiden Soeharto dan PM Ny. Thatcher telah mengeluarkan pemyataan bersama yang menyangkut kepentingan dan peningkatan kerjasama kedua negara.

Dengan Sri Lanka dan Bangladesh dikeluarkan komunike bersama begitu Presiden Soeharto mengakhiri kunjungannya di kedua negara yang berkembang itu.

Menteri Sekretaris Negara Soedharmono mengatakan, dengan kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto ketiga negara itu, citra (Image) tentang Indonesia semakin terang.

Dalam waktu mendatang ini sebagai kelanjutan perjanjian kerjasama tehnik dan hasil kunjungan kenegaraan ketiga negara tersebut, maka misi2 perdagangan atau misi lainnya akan mengunjungi Indonesia dari tiga negara itu sebagai realisasi peningkatan kerjasama itu, kata Menteri.

Inggeris

Tentang kunjungan ke Inggeris, Soedharmono mengatakan bahwa sambutan masyarakat sudah optimal. Mereka menyambut Presiden tidak saja di lapangan terbang, tetapi di sepanjang jalan dari stasiun kereta api Victoria sampai ke Buckingham Palace.

Inggeris dan Indonesia bertekad untuk memperluas kerjasama terutama dalam bidang ekonomi. Dalam hubungan ini Indonesia menginginkan hambatan tarif barang2 ekspor tekstil, plywood dsb, ke Inggeris supaya bisa dikurangi.

Kunjungan ke Inggris ini yang mempunyai arti lebih penting bagi suatu kunjungan kenegaraan, namun segi pemerintahnya tidak diabaikan. Hal ini terbukti dengan dikeluarkannya pernyataan bersamaan antara kedua pemerintah setelah perundingan Presiden Soeharto dan PM. Ny. Thatcher.

Inggeris dan Indonesia menegaskan kembali be apa pentingnya hubungan persahabatan, persaudaraan dan kerjasama dalam meningkatkan hubungan kedua negara.

”Kedua pemerintah menjajaki kemungkinan2 untuk memberi isi yang nyata dan bermanfaat bagi peningkatan hubungan itu," kata Menteri.

Indonesia mengharapkan Inggeris dapat mendorong negara2 maju lainnya dalam mensukseskan dialog Utara – Selatan. Inggeris diharapkan peranannya dalam MEE dalamrangka meningkatkan hubungan kerjasama ASEAN – MEE.

Tentang kunjungan ke SriLanka, Menteri mengatakan arti penting dari kunjungan ke Sri Lanka ialah bahwa kedua negara sama2 kokoh dalam memerankan gerakan Non-Blok.

"Dibidang ekonomi, banyak hal yang bisa dijajaki untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara," kata Menteri. Misalnya Sri Lanka membutuhkan semen, pupuk dan kayu dari Indonesia.

Dalam meningkatkan kerjasama di antara negara2 berkembang akan diusahakan menerima modal dari negara atau sumber2 ketiga, misalnya dari Bank Pembangunan Islam.

Bagladesh

Menteri mengatakan sambutan rakyat Bangladesh meriah dan hangat. Terbukti dari rakyat yang berdiri di sepanjang jalan menyambut kedatangan Presiden dan lbu Tien Soeharto.

Bangladesh berterimakasih pada Indonesia karena ketika pada tahun 1977 mereka membutuhkan sangat diesel untuk proyek Pertamina (pompanisasi), Indonesia dapat memberikan bantuannya tepat pada waktunya.

Kerjasama dengan negara yang masih termasukkurang berkembang terbuka luas, misalnya dalam bidang perdagangan, energi, perhubungan. Untuk pembicaraan2 lanjutan yang bersifat tehnis akan diadakan dimasa2 mendatang.

Bangladesh masih memerlukan semen, pupuk dan clinker – bahan baku untuk semen. Dalam bidang energi Bangladesh akan mempelajari lebih banyak dari Indonesia antara lain mengenai undang2 pertambangan termasuk kontrak bagi hasil.

Tentang beras, Menteri menegaskan bahwa Bangladesh akan meningkatkan produksi berasnya dua kali lipat dan tahun 1982 negara itu direncanakan akan mengekspor beras.

Produksi beras Bangladesh sekarang naik 14 juta ton. Bangladesh sangat bersemangat melihat perkembangan ASEAN dan ingin meningkatkan hubungan dengan negara2 ASEAN. Negara itu juga ingin mengusahakan kredit seperti yang diperoleh ASEAN.

Salah satu kemungkinan membantu Bangladesh dalam rangka kerja sama tehnik negara melalui Bank Pembangunan Islam, demikian Menteri Sekertaris Negara. (DTS)

Jakarta, Antara

Sumber: ANTARA (22/11/1979)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 244-247.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.