IKUT KB TAK HANYA UNTUK KELUARGA TAPI JUGA BANGSA & NEGARA
PRESIDEN :
Presiden Soeharto menyatakan, sangat menghargai kesadaran ibu-ibu dan juga dukungan suami dalam mensukseskan program keluarga berencana.
Sebab melaksanakan KB merupakan tugas yang mulia yang hasilnya tidak hanya untuk keluarga melainkan untuk masyarakat, bangsa dan negara.
Pernyataan itu dikemukakan oleh Kepala Negara tatkala berdialog dengan ibuibu peserta KB di Istana Bogor Sabtu lalu dalam rangkaian gerakan safari KB "Senyum" (Sejahtera dan Nyaman untuk Masyarakat) yang dihadiri lebih dari 5.000 warga mewakili 24 Daerah Tingkat II di Jawa Barat.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Negara mengajak enam orang ibu untuk temu wicara bersama di podium di halaman Istana.
"Tidak perlu takut berdiri bersama-sama saya," ujar Presiden sambil tertawa, "karena saya tidak perlu ditakuti."
Kepala Negara melanjutkan : "ibu-ibu tentunya telah punya pengalaman melaksanakan program keluarga berencana, akan lamanya, manfaatnya dan lain sebagainya.
Saya ingin mendengarkan sekaligus didengarkan oleh peserta baru agar mereka benar-benar mantap sebagai peserta KB. Apakah dalam rangka mengikuti program KB ini ibu-ibu merasa memperoleh paksaan dari pemerintah, pejabat-pejabat daerah atau dari para petugas KB? Silakan ibu untuk menjawabnya."
Seorang ibu yang sudah mengikuti KB selama 11 tahun dan telah mendapat penghargaan sebagai peserta KB resmi 10 tahun menjawab : "Saya masuk KB tidak dengan terpaksa, karena KB untuk kepentingan saya sendiri."
Presiden kemudian menimpali : "berarti ibu adalah prajurit keluarga berencana, pejuang pembangunan nasional".
Melanjutkan dialognya, Kepala Negara menoleh kepada ibu lain dari Sumedang dan bertanya : "putera ibu berapa ?" yang dijawab : "Tiga".
Menurut penilaian Kepala Negara, mempertahankan tiga anak hingga sekarang dengan terus mengikuti KB tanpa henti berarti ingin memiliki keluarga yang bahagia.
Maaf
Pada bagian dialognya itu, Presiden lalu berkata lagi : "sekarang saya tanya sama ibu, tapi maaf. saya harap supaya jangan sampai merasa menyinggung, karena ini memang perlu diketahui oleh semuanya.
Apakah selama mengikuti KB ada ketidak puasan dari suami ?”
Si ibu angkat bicara : "tidak Pak, malahan lebih mantap," yang kemudian disambut tertawa oleh para hadirin.
Jadi, Presiden menegaskan, suami tidak ada keluh kesah bahkan lebih mantap lagi dalam hubungan suami isteri, karena tidak was-was lagi.
Sedangkan terhadap ibu lainnya yang telah punya dua anak masing-masing berumur 14 dan 12 tahun, Presiden Soeharto bertanya, apakah pada waktu memutuskan untuk mengikuti KB, mula-mula merasa malu.
Pertanyaan Kepala Negara dijawabnya : "tidak. Tidak sama sekali. Malahan bangga."
"Alhamdulillah," tutur Presiden. "Memang demikian ibu-ibu. Sebagai peserta KB, prajurit-prajurit, pejuang-pejuang pembangunan disinilah harus merasa bangga."
Sementara itu terhadap seorang ibu yang mempunyai dua orang anak, masingmasing seorang pria dan wanita.
Presiden menyatakan bahwa keluarga ibu tersebut sudah lengkap, sehingga benar-benar ada waktu untuk mendidik, mengawasi putranya sekaligus melakukan kegiatan-kegiatan yang sah dan halal untuk memperoleh penghasilan guna mencukupi kebutuhan hidup.
Kepada seorang ibu lain yang juga punya dua anak, Presiden kembali mengingatkan bahwa dua anak saja sudah cukup sesuai dengan anjuran pemerintah, laki-laki atau perempuan sama saja.
Spiral
Presiden mengatakan, dalam tahapan perjuangan mengisi kemerdekaan, mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila adalah wajar bila rakyat sadar pula akan panggilan ikut serta melaksanakan pembangunan.
Dikatakan, bagi ABRI ikut serta dalam pembangunan menjamin keamanan dengan memegang senjata, petani memegang pacul atau garu, begitu juga dengan guru, tenaga medis maupun lain-lainnya semua turut bergerak dalam melaksanakan pembangunan.
"Kalau dulu ibu-ibu dalam perjuangan fisik mengangkat senjata, sekarang ibu-ibu ikut serta mengisi kemerdekaan cukup dengan spiral saja." katanya.
Gerakan safari KB "Senyum" terpadu untuk wilayah Jawa Barat yang dipusatkan di Istana Bogor itu dihadiri juga oleh Nyonya Tien Soeharto, wakil Presiden dan Nyonya Karlinah Umar Wirahadikusumah, sejumlah Menteri Kabinet Pembangunan IV, kepala BKKBN serta pejabat-pejabat setempat.
Pelayanan di tempat itu berlangsung selama tiga hari dan telah mendaftar sejumlah 15.000 calon peserta KB yang ingin mempergunakan alat kontrasepsi spiral. (RA)
…
Bogor, Merdeka
Sumber : MERDEKA (1983)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 482-483.