JANGAN MENUTUP MATA AKAN KEBERHASILAN PEMBANGUNAN

JANGAN MENUTUP MATA AKAN KEBERHASILAN PEMBANGUNAN

 

PRESIDEN :

 

Presiden Soeharto mengingatkan, kekurangan-kekurangan yang masih dirasakan hendaknya tidak menutup mata bangsa Indonesia akan keberhasilan yang selama ini dicapai.

“Kesadaran akan kekurangan-kekurangan tadi justru kita rasakan sebagai cambuk untuk terus mengadakan perbaikan”, kata Kepala Negara dalam sambutannya, ketika menutup Musyawarah Nasional ke-VIl Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, Kamis siang.

Setelah mengemukakan kestabilan dan kemajuan di bidang bidang politik, keamanan, pertanian, industri dan kesejahteraan rakyat, Presiden mengatakan, kenyataan-kenyataan tersebut makin mempertebal keyakinan bangsa Indonesia bahwa pembangunan memang berjalan dan bangsa ini memang mampu membangun dirinya sendiri.

”Tanpa keyakinan itu kita akan mudah gelisah, kecewa, mungkin putus asa dan bangsa yang demikian pasti tidak akan mampu tegak berdiri”, ujar Presiden.

Munas PWRI yang sudah berlangsung sejak hari Senin itu antara lain menetapkan pengurus pusat yang baru dan memilih kembali Sudiro untuk menjadi ketua umum PWRI yang baru.

Munas PWRI tersebut juga memutuskan untuk mengangkat Presiden Soeharto selaku Pembina Utama PWRI dan meminta Presiden menyatakan PWRI sebagai satu-satunya organisasi bagi semua pensiunan pegawai negeri sipil.

Munas juga mengusulkan pemerintah untuk menggunakan KFM (Kebutuhan Fisik Minimal) yang meliputi sandang/pangan, kesehatan sebagai pedoman penutupan penghasilan pegawai negeri dan pensiunan.

Munas juga meminta agar Pemerintah memotong uang pensiunan sebesar Rp. 3.000,- per tahun untuk iuran PWRI/modal koperasi dan dana kematian.

Terus Perhatikan

Presiden lebihjauh mengatakan, selama ini pemerintah terus berusaha selalu memperhatikan wredatama dan memperbaiki penerimaan pensiun mereka, antara lain berupa perbaikan administrasi agar keputusan pensiun dapat di terima tepat waktunya dan uang pensiun dapat diterima lancar.

Bahkan, katanya, pemerintah juga mendorong berkembangnya koperasi para wredatama dengan memberikan tambahan modal.

Perbaikan penerimaan pensiun juga diadakan, walaupun terpaksa dilakukan bertahap mengingat terbatasnya kemampuan keuangan negara.

“Mungkin hasilnya belum sepenuhnya memuaskan, namun yang terang perbaikan terus berjalan dan makin besar kemampuan keuangan negara tentu akan makin banyak perbaikan yang dapat diberikan pemerintah”, demikian Presiden.

Ia mengemukakan, bertambah baiknya keuangan negara jelas ditentukan oleh keberhasilan pembangunan yang sedang dilakukan.

“Makin maju kita membangun, makin banyak hasil yang kita capai, maka akan bertambah baiklah keuangan negara kita”, tambahnya.

Ia menilai, para wredatama sama sekali bukan tenaga yang terbuang, melainkan pejuang yang telah merampungkan pengabdian dirinya selama bertahun-tahun kepada bangsa dan negara sebagai pegawai Republik Indonesia.

Dibahasnya masalah keikutsertaan wredatama dalam pembangunan pada munas tersebut, menurut Presiden, menunjukkan para wredatama tetap mempunyai semangat dan masih tetap memikirkan kemajuan generasi yang menggantikannya. (RA)

 

 

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (15/08/1985)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 68-69.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.