JASIN: SAAT INI MASIH BANJAK PEMIMPIN INDONESIA JANG LEMAH

JASIN: SAAT INI MASIH BANJAK PEMIMPIN INDONESIA JANG LEMAH [1]

 

Surabaja, Kompas

Deputy KSAD jang baru, Majden M. Jasin dalam suatu pertemuan dengan wartawan2 di Surabaya mengakui bahwa sampai saat ini masih banjak pemimpin Indonesia jang lemah namun ditutupi dengan utjapan “hij is cen goode vader” (Lahirnja seorang bapak jang baik).

Sebagai seorang perwira tinggi jang diberi kepertjajaan mendjabat deputy KSAD, terutama mendjelang Pemilu 1971, Jasin tidak menghendaki penilaian seperti itu atas dirinja.

Dikatakan bahwa penilaian demikian itu hampir sepenuhnja terletak kepada masjarakat terutama wartawan jang dapat membuat sesuatu jang baik mendjadi buruk atau sebaliknja.

Peranan pers diakui oleh deputy KSAD penting dalam mempengaruhi suasana. Karenanja diharapkannja dari wartawan2 Ibukota jang segera akan dihadapinja maupun wartawan2 Surabaja (Djatim) jang akan berhadapan dengan Pangdam VIII/Brawidjaja jang baru Majdjen Wahono, agar senantiasa memelihara hubungan jang baik dan positip.

Diakuinja bahwa selama mendjalankan tugas selaku Pangdam VII/Brawidjaja ia disegani para wartawan setempat, sulit dipantjing2, bahwa menemuinja sadja tidaklah semudah seperti jang diharapkan oleh wartawan2, termasuk wartawan Ibukota. Didjelaskannja bahwa hal tersebut terpaksa dilakukannja sebagai suatu kebidjaksanaan demi pelaksanaan tugasnja.

Keadaan Djatim selama masa djabatannja tidak memungkinkan sikap jang lunak, djustru karena Djatim merupakan daerah jang parah keadaanja sehubungan dengan pengchianatan G30S/PKI. Masa peralihan jang dihadapinja sedjak 1967 dirasakannja sangat berat dan harus dihadapi dengan penuh kebidjaksanaan, bahkan kalau perlu sampai prestisenja sendiri sebagai panglima dikorbankan demi kepentingan nasional.

Menjinggung djabatan jang baru selaku deputy KSAD Majdjen Jasin memastikan bahwa ia akan mengambil kebidjaksanaan tersendiri jang mungkin akan berbeda dengan kebidjaksanaan jang selama di Djawa Timur.

Djuga kebidjaksanaan jang telah diambilnya selaku Panglima Kopkamtibnja Djatim terhadap tahanan politik golongan C dan penghapusan surat bersih diri akan ditindajaunja kemungkinan untuk dilaksanakan diseluruh Indonesia. (DTS)

Sumber: KOMPAS (03/02/1970)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 437-438.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.