JAWABAN ROSIHAN KEPADA KOREKTOR
Beribu-ribu terima kasih saya ucapkan kepada ke dua korektor yakni Sdr. Nyak Yusda dan Sdr M Nur El Ibrahimy (Kompas, 8 November 1986) bertalian dengan tulisan saya : Pertemuan dengan Daud Beure’ eh (Kompas, 3 November).
Ke dua korektor menunjukkan serta melengkapi keterangan tentang soal harta benda kaum uleebalang yang disita dalam revolusi sosial dan tentang “penyelesaian konflik antara TNI dan DI Aceh secara bertahap”.
Semua itu sudah saya ketahui sebelum menulis karangan bersangkutan untuk mengutip perkataan Pahlawan Proklamator Bung Karno dahulu (dalam bahasa Belanda) mijin grate.
Cuma harap kedua korektor mengerti bahwa dalam ruangan surat kabar yang sangat terbatas itu, mustahil saya dapat memaparkan semuanya dan selengkap-lengkapnya.
Kilas balik sejarah Aceh yang saya tulis dalam beberapa baris hanya menyebut adegan yang pokok-pokok saja. Tentu atas kesalahan fakta yang saya tulis, saya selalu terbuka untuk koreksi dan sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik PWI.
Yang penting kitanya ialah maksud dan tujuan tulisan saya itu dan itikad yang ada di belakangnya. Mengapakah saya menulis tentang Tgk. Muhammad Daud Beure’ eh pada saat ini dan dalam situasi di mana Aceh berada dewasa ini. Tanpa harus merincinya. (RA)
M. Rosihan Anwar
Jl. Surabaya 13
Jakarta.
…
Jakarta, Kompas
Sumber : KOMPAS (12/11/1986)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 580-583.