KEKAYAAN ALAM JUGA MILIK GENERASI MENDATANG

KEKAYAAN ALAM JUGA MILIK GENERASI MENDATANG

PRESIDEN SOEHARTO :

Presiden Soeharto menyatakan, teknologi pertanian sangat penting agar kita dapat terus meningkatkan produksi pertanian, sekaligus memperbaiki mutu hasil-hasil pertanian.

Melalui teknologi pertanian yang tepat, kita akan dapat memanfaatkan dan mendayagunakan sumber-sumber daya alam yang dimiliki, untuk kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya.

Kepala Negara mengemukakan hal ini dalam sambutannya pada upacara peresmian Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi, Jawa Barat, hari Selasa.

Selanjutnya Presiden mengatakan, dalam membangun pertanian, diperlukan makin banyak balai-balai penelitian.

Balai Penelitian Sukamandi ini akan menghasilkan bibitunggul, cara bercocok tanam yang tepat, cara menanggulangi berbagai hama penyakit dan penanganan setengah panen.

Hasil-hasil penelitian tersebut sangat penting, karena tidak saja dimaksudkan untuk dipergunakan di wilayah ini saja, tetapi juga akan dikembangkan lebih lanjut. Dengan demikian dapat menaikkan produksi di daerah-daerah lahan beririgasi lainnya di tanah air kita yang luas ini.

Kepala Negara menekankan bahwa dalam usaha membangun bidang pertanian, rakyat harus benar2 dapat mendayagunakan segala potensi alam yang dimiliki. Untuk itu kita harus mengenal kekayaan alam yang merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia dengan sebaik-baiknya serta memanfaatkannya dengan rasa penuh tanggung jawab.

Dengan demikian, kekayaan alam tersebut akan dapat dimanfaatkan bagi generasi-generasi mendatang, sebab sesungguhnya kekayaan alam juga menjadi milik anak cucu kita, generasi masa nanti, kata Presiden.

Sebelumnya Presiden mengemukakan, dalam pembangunan ekonomi seperti yang ditunjukkan oleh Garis-Garis Besar Haluan Negara, pembangunan pertanian terus kita perkuat dan perluas.

Strategi pembangunan yang demikian kita tempuh karena untuk mencapai tujuan pembangunan, yaitu terwujudnya masyarakat yang maju, sejahtera dan berkeadilan. Untuk ini harus ditandai oleh industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh.

Masyarakat yang kita cita-citakan itu hanya terwujud jika lapisan terbesar masyarakat Indonesia tingkat hidupnya dapat terus ditingkatkan. Ini berarti masyarakat harus mampu bakerja makin produktif sehingga penghasilannya bertambah baik.

Masyarakat yang berpenghasilan makin baik, akan lebih mampu membeli barang yang dihasilkan oleh industri, dengan demikian mutu kehidupan masyarakat bertambah tinggi dan industri kita akan makin meningkat. Karena lapisan terbesar masyarakat kita hidup dari lapangan pertanian, kita harus benar-benar dapat berhasil dalam membangun bidang pertanian ini, katanya.

Teknologi Pertanian Tepat-Guna

Karena itu, Kepala Negara berharap agar Balai Penelitian Sukamandi itu dapat didayagunakan sebaik-baiknya sesuai dengan amanat pembangunannya.

Balai penelitian tersebut sedang meneliti dan mengembangkan tanaman kacang2an dan tanaman palawija lainnya sebagai komponen pola tanaman padi. Bahkan balai penelitian ini telah dapat menghasilkan varitas kedele baru yang berumur pendek.

Jika penemuan2 baru di bidang palawija dapat dibudidayakan oleh para petani, produksi palawija akan dapat ditingkatkan, dan penghasilan petani juga akan dapat meningkat pula.

Para petani yang sawahnya belum dapat pengairan secara teknis, dengan begitu tidak akan segan2 atau ragu-ragu menanaminya dengan palawija, yang besar kemungkinannya akan berhasil dan menguntungkan petani pada musim gadu.

Para petani tidak lagi tertarik untuk menanam padi yangjika pada musim gadu tidak turun hujan dengan cukup dan para petani juga tidak akan mengalami kerugian yang disebabkan oleh tanaman padi yang puso.

Selanjutnya Presiden Soeharto mengharapkan agar Balai Penelitian mampu menemukan teknologi pertanian yang tepat guna yang dapat memadukan antara kemampuan yang kita miliki dengan kebutuhan yang diperlukan.

Dalam menciptakan teknologi yang tepat guna ini diharapkan agar bentuknya sederhana dan mudah diterapkan, sehingga mudah dimengerti dan digunakan oleh masyarakat tani Indonesia.

Pada bagian lain dari sambutannya, Presiden mengemukakan tentang hasil peningkatan pangan sejak awal Pelita I tahun 1969, yang baru mencapai sekitar 13,6 juta ton, dan dalam tahun 1981 Indonesia telah mencapai hasil beras sebesar 22,28 juta ton.

Berarti dalam waktu 12 tahun, kita dapat meningkatkan produksi hampir 64 persen.

Dengan kemajuan2 yang dicapai ini, Kepala Negara mengingatkan agar kita jangan sekali kali menjadi lengah.

"Kita harus memajukan bidang pertanian agar kita benar benar dapat berswasembada pangan secara mantap," kata Presiden.

Di samping itu bangsa Indonesia juga hams meningkatkan produksi pertanian lainnya agar ketahanan ekonomi kita bertambah kokoh, agar ekspor hasil pertanian kita bertambah besar, demikian Presiden Soeharto.

Adakan Peninjauan

Setelah meresmikan Balai Penelitian, Presiden Soeharto dan Nyonya Tien Soeharto bersama rombongan mengadakan peninjauan ke laboratorium penelitian serta ke tempat penanaman tanaman.

Ikut menyertai Presiden adalah Menteri Pertanian, para direktur jenderal di Lingkungan Deptan dan Gubernur Jawa Barat H. Aang Kunaefi.

Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi sebelumnya dikenal sebagai Lembaga Pusat Penelitian cabang Sukamandi dan sejak tahun 1981 diubah menjadi balai penelitian.

Tugas utama balai itu adalah manghasilkan varitas unggul padi dan palawija yang sesuai dengan lingkungan dan pola tanaman tertentu. Tugas lainnya menemukan teknologi budidaya padi, palawija dan tanaman pangan lainnya untuk menunjang peningkatan produksi pangan dan pendapatan petani.

Tugas utama ke tiga adalah menghasilkan benih pemulia varitas-varitas unggul tananan pangan.

Acara peresmian balai penelitian tersebut dimeriahkan dengan kesenian tradisional Jawa Barat berupa "Degung".

Presiden dalam kesempatan itu menandatangani prasasti Balai Penelitian Tanaman pangan Sukamandi. Daerah Sukamandi berada di kabupaten Subang, Jawa Barat.

Nampak hadir dalam kesempatan itu selain Menteri Pertanian Prof. Soedarsono, juga Kepala Litbang Pertanian Ir. Sadikin Sumintawikarta, Sesdalobang Solihin GP serta Muspida tingkat II Subang. (RA)

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (10/08/1982)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 1123-1126.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.