KUNJUNGAN PRESIDEN SOEHARTO KE AMERIKA SERIKAT BUKAN UNTUK CARI BANTUAN DANA

KUNJUNGAN PRESIDEN SOEHARTO KE AMERIKA SERIKAT BUKAN UNTUK CARI BANTUAN DANA

Menteri Sekretaris Negara Sudharmono, SH menegaskan bahwa tidak benar sama sekali desas-desus yang mengatakan bahwa kunjungan Presiden Soeharto ke Amerika Serikat adalah untuk mencari bantuan dana bagi Indonesia. Penegasan Menteri Sekretaris negara itu dikemukakan kepada wartawan dalam perjalanan dari Washington menuju Cape Canaveral, Florida, Rabu pagi waktu setempat ketika menyertai kunjungan Presiden Soeharto di AS.

Menteri Sudharmono mengatakan, dalam kunjungannya ke AS, Presiden Soeharto telah mengadakan pembicaraan dan tukar pikiran dengan pemimpin AS dan berlangsung dalam suasana persahabatan serta menyangkut materi yang luas sekali, baik internasional, regional maupun bilateral.

Pihak Amerika benar-benar telah menghargai apa yang dikemukakan Indonesia dalam pembicaraan antara Presiden Soehaito dengan pemimpin-pemimpin AS.

"Kita merasa banyak memberikan bahan-bahan masukan buat Amerika untuk dipertimbangkan sebagai bahan yang berguna bagj negeri itu untuk mengambil langkah­langkah berikutnya."

Menteri Sudharmono menegaskan, kunjungan Presiden Soehmto ke AS tidak bermaksud untuk mencari dana bagi pembangunan Indonesia.

Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja bersama Menteri Ekuin Wijoyo Nitisastro yang mendampingi Menteri Sudharmono dalam kesempatan itu mengatakan, perhatian pemerintah AS sangat tinggi terhadap hubungan kerja sama antara kedua negara.

Hal itu katanya terlihat pada perhatian Presiden Ronald Reagan yang mengumumkan penunjukkan Duta Besar AS yang baru untuk Indonesia dalam jamuan santap malam kenegaraan di Gedung Putih Selasa lalu untuk kehormatan Presiden Soeharto.

"Ini jarang terjadi seorang Presiden mengumumkan nama Dubesnya untuk sesuatu negara dalam suatujamuan kenegaraan," kata Menlu Mochtar.

Walau terdapat pandangan yang sama dalam berbagai hal, tetapi juga terdapat perbedaan pendapat yang perlu diperhatikan oleh Amerika. Misalnya dalam masalah negoisasi global hukum laut, perdagangan bilateral dan soal timah.

Dalam hukum laut, Amerika tidak ikut menandatangani kovesi hukum laut. Hal ini disayangkan, namun Amerika bukan berarti tidak setuju atas wawasan nusantara.

Hubungan Perdagangan

Menteri Wijoyo dalam keterangannya mengatakan banyak yang dikemukakan Presiden Soeharto kepada Presiden Reagan.

Indonesia menjelaskan kembali pentingnya negosiasi global dan mendesak AS agar turut mewujudkan negosiasi global itu. Terserah sikap AS apakah mau menerima negosiasi global itu atau tidak. Kalau menerima hal itu akan baik sekali dan jika tidak menerima akan menanggung risiko dari negara-negara berkembang.

Menteri Sudharmono menjawab pertanyaan wartawan menegaskan bahwa kunjungan Presiden Soeharto ke AS bukan mewakili ASEAN atau negara-negara Dunia Ke tiga, tetapi tentu apa yang dibicarakan dengan Presiden Reagan mempunyai pengaruh bagi kepentingan ASEAN dan negara-negara berkembang.

Dalam bidang perdagangan Indonesia mendesak agar AS bersama Indonesia mengambil langkah-langkah untuk menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara, (Khusushya non minyak .Red.).

Ekspor Indonesia ke AS seluruhnya bernilai 4,1 miliar dollar AS diantaranya 3,5 miliar ekspor minyak bumi dan sisanya 0,6 miliar dollar AS non minyak, sedang ekspor untuk Amerika ke Indonesia dari non minyak bernilai 1,8 miliar dollar AS.

Indonesia juga minta agar bea masuk barang yang terdaftar dalam GSP, sistem preferensi umum, adalah barang-barang yang penting untuk ASEAN. Tentang ekspor kayu lapis Indonesia minta agar bea masuk ke AS diturunkan karena bea masuk yang sekarang dikenakan 14 persen tidak wajar.

Tiba di Houston

Presiden Soeharto dan rombongan setelah meninjau tempat peluncuran pesawat ruang angkasa di Cape Canaveral, Florida, kemudian menuju Houston dan bermalam semalam di sini.

Di Cape Canaveral, Presiden Sooharto melihat provek pesawat Colombia yang akan diluncurkan bulan depan, juga melihat pembuatan pesawat ruang angkasa lainnya Challeger.

Di Cape Canaveral, Presiden mengatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia dulu kala sudah mengatakan manusia pada suatu saat akan ke ruang angkasa dan hal ini telah terbukti.

Dalam kunjungannya itu Presiden Soeharto memberikan sebuah cindera mata kepada direktur proyek Columbia sebuah lukisan wayang kulit Gatotkaca.

Presidan Soeharto Kamis pagi meninjau pusat ruang angkasa di Houston dan Rumah Sakit Metodist.

Rabu malam Presiden mengadakan pertemuan dengan masyarakat Indonesia setempat dan pemimpin perusahaan minyak AS. (RA)

Houston, Antara

Sumber : ANTARA (14/10/1982)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 867-870.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.