MASIH BANYAK RAKYAT YANG PERJUANGAN HIDUPNYA BERAT
PRESIDEN SOEHARTO :
Presiden menyatakan, walaupun banyak kemajuan yang tercapai dalam Repelita I, II dan III, namun masih banyak rakyat Indonesia terus bergumul dalam perjuangan hidup sehari-hari yang masih terasa berat.
Ditegaskannya, pada tahap perjuangan pembangunan sekarang ini cita-cita terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila belurn seluruhnya tercapai.
Presiden Soeharto mengemukakan itu pada upacara peringatan HUT Persatuan Pumawirawan ABRI (Pepabri) ke-25, di Balai Kartini, jalan Gatot Subroto, Kamis malam.
Karena cita-cita terwujudnya masyarakat adil dan makmur belum tercapai, Presiden selanjutnya mengharapkan anggota Pepabri memberikan secara ikhlas pengorbanan mereka.
"Kita menyadari sedalam-dalamnya, sejak semula setiap perjuangan selalu memerlukan pengorbanan, dan dari semua pejuang diharapkan kesediaan berkorban. Karena itu jika sampai hari tua antara kita masih harus memberi pengorbanan pada tahap peljuangan pembangunan sekarang ini, maka pengorbanan itu akan kita berikan secara sadar dan penuh rasa keikhlasan," demikian Negara.
ABRI Tetap Tegak
Pada bagian lain, Presiden mengatakan walaupun satu persatu anggota ABRI memasuki pensiun, namun ABRI akan tetap tegak selama negara RI yang diproklamirkan 17 Agustus 1945 tetap tegak pula. Karena, lanjut Presiden, ABRI merupakan salah satu atribut dari negara RI yang diproklamirkan 17 Agustus 1945.
Kepala Negara menegaskan, semangat perjuangan generasi tua tetap terus ditegakkan, walaupun pada satu saat para anggota perintis kemerdekaan dan pejuang kemerdekaan dan Angkatan 45 akan habis.
Menurut Presiden, sebagian besar anggota Pepabri sekarang adalah pejuang kemerdekaan yang oleh sejarah telah diberi suatu kesempatan menjadi generasi pembebas atau dikenal sebagai Generasi 45 dan dalam zaman pembangunan, mulai Repelita I hingga memasuki Repel ita IV, Generasi 45 telah memberikan sumbangan kepada bangsa dan negara sesuai dengan bidang mereka masing-masing.
Presiden Soeharto, mengharapkan pula, selama masih diperlukan oleh bangsa dan negara, Generasi 45 bisa mengantarkan bangsa Indonesia memasuki tahap tinggal landas nanti.
"Mungkin sebagian dari kita tidak akan dapat menyaksikan tahap tinggal landas itu. Namun kita tetap bertekad merampungkan tugas historis Generasi Pembebas, ialah ikut mengantarkan bangsa ini melanjutkan pengamalan Pancasila dalam pelaksanaan pembangunan setelah kita sebagai generasi ikut menegakkan dan mengamalkan Pancasila di waktu-waktu lalu." demikian Presiden.
Sejarah Singkat
Terbentuknya Pepabri, diawali dengan berdirinya Persatuan Pesiunan Angkatan Perang RI (PPAPRI) tanggal 1 September 1953 di Solo (Jateng).
Adanya PPAPRI mendorong purnawirawan ABRI di Jakarta membentuk Persatuan Pensiunan Angkatan Perang RI (Perpapri) 12 April 1957. Dua tahun kemudian Perpapri mengadakan Musyawarah Nasional I di Kaliurang (Jateng), dihadiri PPAPRI.
Dalam Munas I ini antara lain diputuskan, Perpapri disatukan dengan PPAPRI dengan nama Persatuan Pensiunan Angkatan Perang RI (Pepapri):
Pada Munas III Pepapri, 10-12 September 1964 di Lembang (Jabar), nama itu diganti menjadi Pepabri.
Dalam Munas III itu juga diputuskan tanggal 12 September ditetapkan sebagai hari Purnawirawan ABRI Indonesia. (RA)
…
Jakarta, Kompas
Sumber : KOMPAS (14/09/1984)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 781-782.