MASYARAKAT DAKKA MELEPAS PRESIDEN SOEHARTO KEMBALI KE TANAH AIR
"Hidup Presiden Soeharto, Hidup Indonesia-Bangladesh", berulang2 diucapkan oleh masyarakat di kota Dhakka, Rabu pagi, ketika beriringan mobil Presiden Soeharto melewati jalan dalam kota menuju pelabuhan udara Tejgon sebagai akhir kunjungan kenegaraannya ke Bangladesh yang dimulai sejak tanggal 19 Nopember.
Pasukan pengawal berkuda yang berseragam merah putih dengan senjata tombak, mengawali kendaraan Presiden Soeharto yang didampingi Presiden Bangladesh Ziaur Rahman meninggalkan halaman istana sampai ke pintu gerbang.
Sementara rakyat Dakka yang berdiri anak2, orang dewasa dan kakek2 berdiri berdesak2an di pinggir jalan, ingin melihat Presiden dari negara Republik yang berpenduduk 140 juta itu lewat dan mengelu2kannya.
Kaum wanita nampak sedikit di jalan2 itu, karena masih merupakan kebiasaan di Bangladesh, kaum wanita (terutama yang tinggal di desa) jarang sekali ke luar rumah.
Permadani merah menggelar di pelabuhan udara, dentuman meriam 21 kali, pemeriksaan barisan kehormatan merupakan bagian dari upacara kemiliteran yang diselenggarakan oleh pemerintah Bangladesh menyambut Presiden Soeharto.
Setelah berjabat tangan dengan Presiden Bangladesh, Presiden Soeharto yang disertai lbu Tien Soeharto menaiki tangga pesawat "Republik Indonesia" dan dengan perlahan2 pesawat itu meninggalkan landasan terbang menuju angkasa lepas.
Namun begitu mengangkasa empat pesawat pemburu jet MIG 21 milik Angkatan Udara Bangladesh mengawal terus pesawat yang ditumpangi Presiden itu sampai ke perbatasan wilayah udara Bangladesh.
Cuaca cerah baik di darat dan di udara melepas keberangkatan Presiden Indonesia menuju Jakarta. (DTS)
…
Jakarta, Antara
Sumber: ANTARA (22/11/1979)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 248-249.