MASYARAKAT MAKIN KRITIS TERHADAP PELAYANAN DAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG
Presiden Ingatkan Seluruh Pegawai Negeri:
Menteri Agama Haji Alamsjah Ratu Perwiranegara menerima kebulatan tekad para alim ulama Sulawesi Selatan di gedung Asrama Haji, Ujungpandang, Rabu sore.
Para alim ulama se-Sulawesi Selatan minta kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia hasil Pemilihan Umum 1982 agar dalam Sidang Umumnya, mencalonkan dan mengangkat Jenderal Purnawirawan Soeharto Presiden Republik Indonesia untuk masa jabatan tahun 1983-1988.
Selain itu para ulama memanjatkan doa kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, agar memberikan kekuatan dan kesehatan lahir dan batin kepada Jenderal Purnawirawan Soeharto untuk menerima/dicalonkan dan diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia untuk masajabatan tahun 1983-1988.
Kebulatan tekad itu dicetuskan mengingat bahwa kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan selama Pemerintahan Orde Baru dibawah kepemimpinan Jenderal Purnawirawan Soeharto telah memberi bukti dan hasil yang nyata serta dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat Indonesia dan mampu membawa perobahan serta pembaharuan dalam kehidupan bangsa sesuai dengan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang 1945.
Demikian juga atas pertimbangan bahwa Jenderal Purnawirawan Soeharto, baik sebagai Presiden Republik Indonesia maupun sebagai seorang muslim dan patriot, telah berhasil dengan gemilang menghancurkan G30S/PKI dan membawa bangsa Indonesia keluar dari bencana atheisme dan sekularisme, serta menyelenggarakan tatanan baru pemerintahan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.
Pernyataan kebulatan tekad ini ditandatangani 17 ulama mewakili alim ulama se-Sulawesi Selatan yang antara lain K.H. Chalid Rusen dari Ujungpandang, K.H. Bakri Wahid dari Ujungpandang, K.H. Ali Mabham dari Ojeng, K.H.M. Idrus dari Polmas, K.H. Zainuddin dari Bulukumba, K.Abd. Mukti Ahmad dari Soppeng dan K.H.M. Rafi Sulaiman dari Bone serta K.H. Abdullah Maratan dari Wajo.
Dalam pertemuan dengan para alim ulama dan pemuka masyarakat yang sekaligus menerima kebulatan tekad alim ulama se-Sulawesi Selatan tersebut Menteri Agama Haji Alamsjah Ratu Perwiranegara membeberkan mengapa umat Islam yang merupakan mayoritas dari penduduk Indonesia selalu saja terpojokkan atau terfitnah.
Hal ini terjadi, kata Alamsjah dikarenakan menurut hematnya para alim ulama hanya mengajarkan ilmu agama saja tanpa memberikan tambahan ilmu2 lainnya.
Di sinilah penting artinya kerukunan antara umat beragama khususnya umat Islam dengan pemerintah. Kalau ulama dan pemerintah bersama-sama membimbing rakyat maka sudah dipastikan rakyatnya akan menjadi umat yang baik, kata Alamsjah.
Dia juga menjelaskan kaitan antara Pancasila dan umat Islam. Dikatakan bahwa Pancasila adalah kesediaan umat Islam berkorban dan merupakan hadiah dari umat Islam.
Dikarenakan para wakil umat Islam tidak mau Indonesia bercerai-berai dalam arti tidak bersatu maka dengan rela demi persatuan bangsa mereka menghapus 7 kata "dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk2nya" di belakang Ketuhanan dan ditambahkan menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Inilah yang dimaksudkan hadiah atau pengorbanan umat Islam itu, kata Alamsjah.
Selanjutnya Alamsjah mengingatkan agar kepada setiap umat ditanamkan rasa kesadaran nasional, berbangsa dan rasa senasib dan untuk memantapkan harus dimantapkan kerukunan nasional.
Tampak hadir dalam acara tersebut Gubernur Sulawesi Selatan Andi Odang, para pejabat Departemen Agama dan para pejabat sipil dan militer setempat.
Sebelumnya Menteri Agama Haji Alamsjah Ratu Perwiranegara melantik kembali Rektor Institut Agama Islam Negeri Alaudin Ujungpandang drs. EH.A. Moerad Oesman. (RA)
…
Jakarta, Antara
Sumber : ANTARA (26/11/1981)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 948-949.