MEMBANGUN KOPERASI, BANTU RAKYAT KECIL

MEMBANGUN KOPERASI, BANTU RAKYAT KECIL

Jangan Jadi Agen Barang mewah

PRESIDEN SOEHARTO :

Presiden Soeharto mengharapkan para cendekiawan dan pemuda turut serta membangun koperasi dengan itikad yang luhur, tanpa terlebih dahulu mengharapkan pamrih pendapatan yang besar.

Membangun koperasi berarti membantu rakyat kecil untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan mereka, karena koperasi dapat langsung menyentuh sendi kehidupan rakyat.

Harapan Kepala Negara ini disampaikan dalam temu wicara dengan para pengurus koperasi terbaik tingkat nasional dan mahasiswa Institut Manajemen Koperasi (lkopin), sesaat setelah upacara memperingati Hari Koperasi ke 37 yang sekaligus meresmikan Kampus Ikopin di Jatinangor, Sumedang, Jabar.

Presiden mengatakan, melalui koperasi rakyat kecil yang tinggal di pedesaan dan merupakan 85% dari jumlah rakyat Indonesia, meningkatkan produksi dan mengurusnya sendiri. Kesempatan masyarakat pedesaan mengusahakan produksinya sendiri diberikan pemerintah melalui KUD (Koperasi Unit Desa).

Sementara itu Kepala Negara dalam sambutannya memperingati Hari Koperasi ke 37 dan meresmikan kampus Ikopin di Jatinangor, Sumedang, mengatakan, sebagai wadah bersama untuk menghimpun dan menggerakkah usaha rakyat yang masih lemah ekonominya, koperasi mutlak memerlukan dukungan, bantuan, dan bimbingan dari pemerintah, lebih-lebih pada tahap permulaan.

"Karena itu, dalam kesempatan ini saya minta agar semua gubernur, bupati, camat, dan kepala desa/lurah benar-benar memperhatikan dengan sungguh-sungguh perkembangan koperasi di daerah masing-masing.

"Perlu saya ingatkan, pembangunan koperasi merupakan tugas nasional, dan bukan hanya tugas Departemen Koperasi belaka" ujar Kepala Negara.

Presiden Soeharto menekankan, guna meletakkan kerangka landasan selama Repelita IV, agar bangsa Indonesia dapat tinggal landas dalam Repelita VI, koperasi harus benar-benar diperkuat agar betul-betul menjadi soko guru perekonomian nasional yang kukuh.

Tanpa koperasi yang kuat dan tahan uji, yang secara luas memasuki jaringan perekonomian masyarakat Indonesia, maka kerangka landasan pembangunan belum dapat kita andalkan.

Dalam kaitan itu, menurut Presiden satu hal perlu diperhatikan, koperasi pertama-tama harus merupakan gerakan dari masyarakat sendiri. Karena itu harus dibangkitkan kesadaran dan kepercayaan masyarakat, bahwa melalui koperasi usaha mereka dapat lebih maju dan penghasilan lebih meningkat, sehingga mereka pun dapat merasakan kehidupan yang lebih baik.

Dengan kata lain, mereka benar-benar dapat merasakan manfaat koperasi dan manfaat menjadi anggota koperasi.

Di sinilah pentingnya peranan para pembimbing, penyuluh, dan manajer koperasi. Demikian pula para pejabat yang erat hubungannya dengan pembinaan koperasi di seluruh pelosok tanah air.

Bukan Mustahil

Kepala Negara mengatakan, dalam jangka panjang kita bertekad agar koperasi benar-benar mempunyai kekuatan hidup, yang dapat tetap tegak dalam zaman kemajuan, tumbuh terus dalam dinamika ekonomi modern, bersama-sama badan usaha milik negara dan swasta.

Untuk itu koperasi harus benar-benar ditumbuhkan menjadi organisasi yang mampu menghadapi perkembangan kemajuan ekonomi dan pembangunan. Koperasi yang tumbuh secara modern itu sama sekali bukanlah hal yang mustahil.

Bisa dilihat di beberapa negara maju, koperasi memang mampu hidup dengan meyakinkan itu merupakan tantangan yang harus dijawab. Namun, sekali tantangan itu dapat kita lampaui, saya yakin koperasi akan benar-benar dapat menjadi koperasi yang kita idam-idamkan. Yakni koperasi yang menjadi salah satu soko guru perekonomian nasional, katanya.

Presiden

Guna menjawab tantangan tersebut, kata Kepala Negara, tidak dapat lain, koperasi lambat laun harus dikelola secara modern dan memperhatikan hukum ekonomi yang rasional.

Masalah-masalah pengelolaan ketatalaksanaan, keuangan, produksi, pengolahan (prosesing), pemasaran dll, perlu terus ditingkatkan.

Untuk menunjang upaya itu, Presiden menunjukkan bahwa lapangan hidup koperasi tidak terbilang luasnya. Masih terbentang luas lapangan usaha yang dapat ditangani koperasi, Seperti pertanian, kerajinan rakyat, industri kecil, perikanan, pelayaran rakyat, angkutan perkotaan dan pedesaan, listrik desa dsb.

Di samping itu, berjuta-juta petani kecil, nelayan, pengrajin, pedagang kecil, bengkel kecil, dan banyak usaha-usaha "orang-orang kecil" lain sebenarnya memerlukan uluran tangan dan pembinaan koperasi.

Mereka jelas merupakan manusia-manusia yang ulet dan tabah, yang tidak banyak bicara tetapi lebih banyak bekerja. Mereka jelas memiliki potensi semangat untuk bekerja dan haus akan kemajuan. Mereka memerlukan bimbingan dan peningkatan keterampilan, modal dan perluasan pemasaran. Jutaan yang kecil-kecil ini jika dibina dan ditumbuhkan, dikerahkan dan diarahkan, pasti akan menjadi kekuatan yang luar biasa besarnya" Kata Presiden.

Untuk itulah diperlukan manajer-manajer dan penyuluh-penyuluh koperasi yang luas pengetahuannya, terampil di bidangnya, serta sanggup bekerja dengan tulus, jujur, dan penuh pengabdian.

Tidak Sekali Jadi

Pada awal sambutannya Presiden Soeharto mengatakan, peningkatan Hari Koperasi dan peresmian pembukaan Kampus Ikopin merupakan dua peristiwa penting dalam pembangunan dan pertumbuhan koperasi di tanah air.

Dikampus Ikopin itu akan digembleng kader-kader koperasi yang kelak diharapkan dapat menumbuhkan gerakan koperasi yang kukuh kuat di mana-mana dan memasuki semua lapisan masyarakat.

Menurut Kepala Negara sampai sekarang, kesejahteraan rakyat belum seperti dicita-citakan. Sebagian terbesar rakyat masih lemah ekonominya. Namun, setahap demi setahap kesejahteraan rakyat mengikuti kemajuan pembangunan yang telah dicapai.

Pembangunan suatu bangsa memang memerlukan proses panjang dan bukan merupakan pekerjaan yang sekali jadi. Lebih-lebih bagi bangsa Indonesia yang berpenduduk sangat besar dan mendiami ribuan pulau dan wilayah sangat luas.

Penghisapan ekonomi oleh penjajah asing selama ratusan tahun, masalah sosial ekonomi yang diwariskan oleh sistem penjajahan asing, mengakibatkan pembangunan kita tidak mungkin selesai dalam waktu singkat. Malahan mungkin memerlukan waktu beberapa dasawarsa, demikian Kepala Negara.

Turut Mengarahkan

Dalam temu wicara Kepala Negara minta pengurus, koperasi juga turut mengarahkan pola hidup anggotanya, sehingga sesuai dengan kemampuannya.

"Jangan koperasi memenuhi begitu saja keinginan anggotanya yang berniat memiliki barang-barang mewah, padahal kemampuan kurang. Koperasi juga hendaknya tidak menjadi dealer dari produsen barang mewah, ini akan merusak anggotanya," ujar Presiden.

Presiden memuji koperasi serba usaha karyawan tambang batu-bara Ombilin, yang pada tahun ini juga menjadi salah satu koperasi terbaik tingkat nasional.

Pengurusnya dalam temu wicara itu melaporkan, keuntungan yang diperoleh selama setahun tidak seluruhnya dibagikan dalam bentuk deviden, sebagian dijadikan barang untuk hadiah Jebaran bagi anggotanya. Koperasi ini tahun lalu memperoleh keuntungan Rp. 56 juta.

Kepada pengurus KUD, Presiden juga minta agar ikut membantu pemerintah dalam mensukseskan program transmigrasi. Jika diketahui anggota masyarakat desanya ada yang memiliki lahan pertanian dibawah 0,5 ha hendaknya diarahkan untuk ikut transmigrasi.

Dalam kesempatan kunjungan kerja ke Jabar turut menyertai Presiden, lbu Tien, Menteri Koperasi Bustanil Arifin, Menparpostel A Tahir, Menmud Hasjrul Harahap, Menmud Wardoyo, Pangab Jenderal TNI LB. Moerdani (RA)

Bandung, Suara Karya

Sumber : SUARA KARYA (13/07/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 738-741.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.