PERINGATAN PRESIDEN DARI JATINANGOR, JAWA BARAT

PERINGATAN PRESIDEN DARI JATINANGOR, JAWA BARAT  TANPA KOPERASI YANG KUAT & TAHAN UJI

KERANGKA LANDASAN PEMBANGUNAN BELUM DAPAT DIANDALKAN

Presiden Soeharto mengingatkan tanpa koperasi yang kuat dan tahan uji, tanpa koperasi yang secara luas memasuki jaringan2 perekonomian masyarakat kita, maka kerangka landasan pembangunan belum dapat diandalkan.

Peringatan Kepala Negara ini disampaikan ketika meresmikan pembukaan kampus Institut Manajemen Koperasi Indonesia dalam rangka Hari Koperasi ke-37 di Jatinangor, Jawa Barat, Kamis pagi.

Presiden mengatakan setelah kita berhasil melaksanakan tiga kali Repelita, maka MPR menetapkan bahwa dalam Repelita IV sekarang ini kita harus dapat menciptakan kerangka landasan untuk dimantapkan dalam Repelita V agar dalam Repelita VI nanti bangsa Indonesia dapat tinggal landas untuk membangun dengan kekuatan sendiri.

“Karena itu pula dalam meletakkan kerangka landasan selama Repelita IV, koperasi harus diperkuat sehingga benar2 dapat menjadi soko guru perekonomian nasional yang kukuh”.

Tugas Nasional

Presiden mengatakan, karena koperasi adalah wadah bersama untuk menghimpun dan menggerakkan usaha rakyat yang masih lemah ekonominya, maka lebih2 pada tahap permulaan koperasi mutlak memerlukan dukungan bantuan dan bimbingan pemerintah.

Karena itu dalam kesempatan ini saya minta agar semua Gubernur, Bupati, Camat dan Kepala2 Desa/Lurah benar2 memperhatikan dengan sungguh2 perkembangan koperasi di daerahnya masing2.

“Dalam hubungan ini perlu saya ingatkan bahwa pembangunan koperasi merupakan tugas nasional dan bukan hanya tugas Departemen Koperasi belaka”

Namun, kata Kepala Negara, ada satu hal yang perlu kita perhatikan, yakni koperasi pertama2 harus merupakan gerakan dari masyarakat sendiri.

“Karena itu harus dibangkitkan kesadaran dan kepercayaan masyarakat bahwa melalui koperasi usaha mereka dapat lebih maju dan penghasilan mereka dapat lebih meningkat. Dengan perkataan lain, mereka dapat benar2 merasakan manfaat koperasi dan manfaat menjadi anggota koperasi”.

Presiden mengatakan dalam jangka panjang kita bertekad agar koperasi benar2 mempunyai kekuatan hidup, yang dapat tetap tegak dalam zaman kemajuan dan yang dapat tumbuh terus dalam dinamikannya ekonomi moderen bersama2 dengan badan usaha milik negara dan swasta.

Untuk itu koperasi harus benar2 ditumbuhkan menjadi organisasi yang mampu menghadapi perkembangan kemajuan ekonomi dan pembangunan. Koperasi yang tumbuh secara moderen itu sama sekali bukan hal yang mustahil.

Namun untuk menjawab tantangan itu, tidak dapat lain, koperasi lambat laun harus dikelola secara moderen dan memperhatikan hukum2 ekonomi yang rasional.

Dalam hal ini, masalah2 ketatalaksanaan, keuangan produksi, prosesing, pemasanran dan lain sebagainya perlu, terus ditingkatkan pengelolaannya.

Menurut Kepala Negara, lapangan hidup koperasi tidak terbilang luasnya. masih terbentang luas lapangan yang dapat ditangani oleh koperasi, seperti pertanian, kerajinan rakyat, industri kecil, perikanan, pelayaran rakyat, angkutan di daerah perkotaan dan pedesaan, listrik desa dan banyak lainnya lagi.

Di samping itu berjuta2 petani kecil nelayan pengrajin2, pedagang2 kecil, bengkel2 kecil dan banyak usaha2 “orang2 kecil” lainnya sebenarnya memerlukan uluran tangan dan pembinaan koperasi.

“Untuk itulah diperlukan menejer2 dan penyuluh2 koperasi yang luas pengetahuannya dan trampil di bidangnya serta sanggup bekerja dengan tulus, jujur dengan penuh pengabdian. Saya berharap, mudah2an kampus institut Manajemen Koperasi ini dapat menyiapkan ahli2 perkoperasian yang demikian itu,” kata Presiden.

Suasana Kemajuan

Presiden kernbali mengingatkan pembangunan kita mempunyai tujuan akhir untuk mewujudkan kemakmuran dan keadilan bagi seluruh bangsa kita dalam masyarakat yang berdasarkan Pancasila.

”Karena itu jelas bahwa kemakmuran dan keadilan yang kita inginkan itu haruslah dalam suasana kemajuan. Sebab, kemakmuran dan keadilan tidak mungkin kita rasakan dalam suasana kemunduran dan keterbelakangan”.

Untuk mengejar kemajuan itu maka sangat jelas bahwa kita harus membangun perekonomian kita. Karena itulah, dalam melaksanakan pembangunan itu prioritas kita letakkan pada pembangunan bidang ekonomi dan dalam melaksanakan pembangunan ekonomi itu, tujuan pokok kita adalah untuk makin membuat seluruh rakyat hidup sejahtera lahir dan batinnya.

Memang, kata Kepala Negara, sampai sekarang kesejahteraan rakyat kita belum sebaik seperti yang kita cita2kan. Sebagian terbesar rakyat kita masih lemah ekonominya.

Namun, setidak2nya setahap demi setahap kesejahteraan rakyat telah makin baik sejalan dengan kemajuan pembangunan yang telah kita capai.

“Kenyataan juga menunjukkan bahwa kesejahteraan rakyat kita sekarang ini telah jauh lebih baik jika dibanding dengan keadaan sebelum kita melaksanakan pembangunan,” kata Presiden.

“Monumen”

Ketua Umum Dewan Pimpinan Paripurna Dewan Koperasi Indonesia Sudarsono Hadisaputro dalam laporannya mengungkapkan kampus Institut Managemen Koperasi Indonesia berdiri pada tanggal 8 Mei 1962 atas prakarsa Yayasan Badan Pembina Pendidikan dan Penelitian Perkoperasian (Yayasan BP4) di bawah asuhan Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Jawa Barat.

Luas bangunan seluruhnya 11.000 M2, terdiri dari ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, asrama, gedung serba guna dan mesjid. Secara bertahap Kampus yang terletak di atas tanah seluas 28 Ha itu akan dikembangkan terus.

Dalam rangkaian peringatan kegiatan peringatan Hari Koperasi itu juga diberikan hadiah2 kepada juara perlombaan Koperasi Terbaik tingkat Nasional. Hadiahnya diberikan oleh Kepala Negara dan sebagai perwakilan penerima hadiah yaitu Koperasi Unit Desa “Sri Rahayu” Jateng, Koperasi Fungsional Karyawan Tambang Ombilin Sumbar, Koperasi “Suka Makmur” Jatim dan Koperasi Karyawan Kotamadya Bandung, Jabar.

Kepala Negara juga mengadakan temu wicara dengan warga koperasi dan mahasiswa institut koperasi yang baru diresmikan itu. Peringatan Hari Koperasi ke-37 itu dihadiri sejumlah Menteri Kabinet Pembangunan IV, Pangab dan sejumlah duta besar negara sahabat

Menteri Koperasi Bustanil Arifin menjelaskan peringatan Hari Koperasi kali ini dititikberatkan pada usaha mendidik kader2 pembangunan Koperasi.

“Kami tidak ingin mendirikan monumen koperasi yang dingin dan mati tapi ingin mendorong terbentuknya kader2 koperasi Pancasilais yang tangguh,” katanya. (RA)

Jakarta, Sinar Harapan

Sumber : SINAR HARAPAN (12/07/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 735-738.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.