PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERHASIL PESAT NAMUN, BELUM MENCUKUPI KEBUTUHAN MASYARAKAT
Presiden Soeharto Hari Senin mengatakan, pembangunan perumahan dan pemukiman di Indonesia selama ini telah mencapai hasil tidak kecil, namun belum mencukupi kebutuhan masyarakat yang makin besar terhadap perumahan dan pemukiman yang layak dan sehat, akibat pertambahan penduduk serta meningkatnya penghasilan rakyat.
Hal itu dikemukakan Kepala Negara pada upacara pembukaan Kongres Federasi Real Estate Sedunia (FIABCI) ke-34 di Balai Sidang Senayan, Jakarta.
Presiden mengemukakan, sasaran pembangunan perumahan dan pemukiman antara lain memperbanyak pembuatan rumah sehat dan sejahtera yang harganya terjangkau rakyat banyak, meningkatkan produksi bahan bangunan murah secara massal dan terbuat dari bahan dalam negeri, memperluas kesempatan kerja, memperbaiki lingkungan hidup serta memperbaiki kampung dan desa.
"Dalam usaha mencapai sasaran tersebut pemerintah Indonesia memberi kesempatan sangat luas terhadap partisipasi masyarakat", kata Kepala Negara.
Pembangunan perumahan, menurut Presiden, punya arti penting bagi pembangunan bangsa. Perumahan sehat merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, tanpa perumahan layak dan pemukiman yang baik, tidak mungkin timbul kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Tanpa kesejahteraan keluarga dan masyarakat, tidak mungkin tumbuh bangsa sejahtera.
"Dan jika bangsa tidak dapat hidup lebih sejahtera, maka pembangunan yang sangat giat tidak akan membawa arti. Karena itu pembangunan perumahan dan pemukiman mendapat perhatian besar dalam keseluruhan pembangunan rasional", demikian Kepala Negara.
Pengembangan Teknologi
Presiden Soeharto mengatakan, usaha mengembangkan teknik dan teknologi yang dapat menunjang peningkatan produksi, perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan di bidang pembangunan perumahan dan pemukiman terus dilakukan Indonesia.
Kepala Negara menyambut gembira kegiatan FIABCI yang menyelenggarakan kongres di Indonesia, negara berkembang pertama yang ditunjuk untuk menjadi tuan rumah kongres internasional di bidang real estate itu.
"Melalui pertemuan semacam ini, kita dapat meningkatkan kerja sama dan saling membantu dalam rangka membangun dan mengembangkan industri real estate di negara masing-masing," ujarnya.
Memupuk Pengertian
Adanya kerjasama profesi seperti itu, dinilai oleh Presiden, merupakan dorongan untuk memupuk saling pengertian yang lebih baik antar bangsa.
"Dengan disemangati rasa saling mengerti itu kita akan lebih mudah mempererat tali persahabatan dan menggalang kerja sama", tambahnya.
Usaha meningkatkan kerja sama dan mempererat tali persahabatan antar bangsa terasa makin penting, karena menurut Kepala Negara, dunia sedang mengalami berbagai cobaan berat.
"Saya percaya, berbagai kesulitan yang sedang melanda dunia akan dapat teratasi jika bangsa-bangsa saling mempererat tali persahabatan dan kerja sama. Sebab dengan persahabatan dan bekerja sama, kepentingan antar bangsa dapat diselaraskan dan pertentangan antar bangsa dapat ditiadakan", tegas Presiden.
Kepala Negara mengharapkan agar Kongres FIABCI dapat merupakan arena untuk saling bertukar pengalaman dan pengetahuan dalam mengembangkan industri real estate di negara masing-masing.
Kongres yang akan berlangsung sampai 4 Juni itu akan membahas kertaskertas kerja yang dikemukakan para ahli dari luar dan dalam negeri.
Dalam kesempatan di Indonesia, para peserta dari luar negeri akan meninjau proyek-proyek perumahan dan pemukiman di Jakarta, baik yang dilakukan oleh pemerintah (Perum Perumnas) maupun oleh swasta.
Merekajuga diberi kesempatan untuk meninjau berbagai obyek wisata di negeri ini. (RA)
…
Jakarta, Antara
Sumber : ANTARA (30/05/1983)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 476-477.