PETANI HARUS TETAP PADA APPROACH PRODUKSI

Soeharto Didepan Petani Purwokerto

PETANI HARUS TETAP PADA APPROACH PRODUKSI [1]

Tak Keberatan Beras Naik, Asal Diterima

Oleh Petani Dan Bukan Oleh Tengkulak2

 

Jakarta, Indonesia Raya

Presiden Soeharto Senin siang didepan petani2 serta Muspida Jateng dan Kabupaten Purwokerto pada peresmian proyek irigasi Tajum mengemukakan bahwa petani2 di desa dibimbing kearah approach produksi. Oleh karena badan2 sosial desa seperti BUUD dll harus jelas dan tegas arahnya.

BUUD harus ber-approach produksi bukan ber-approach administratip. Sebab produksi merupakan ukuran dari perkembangan kesejahteraan masyarakat. Dengan peningkatan produksi, berarti pulalah jalan kejalan kesejahteraan masyarakat-masyarakat desa yang merupakan bagian terbesar dari bangsa Indonesia.

Pertanian akan Terus Dikembangkan

Lebih lanjut dikemukakan oleh Presiden, bahwa pada Pelita pertama sekarang ini titik sentral dari kegiatan adalah pertanian. Pada Pelita berikutnya, titik sentral akan bergeser pada industri yang menghasilkan bahan2 baku. Kemudian setelah itu bergeser lagi pada industri yang menghasilkan bahan2 jadi.

Peningkatan daripada titik sentral Pelita itu bukanlah kegiatan pertanian akan dihentikan. Tidak! Malahan pertanian masih tetap akan memegang peranan penting. Pertanian akan merupakan kegiatan yang terus menerus dikembangkan untuk menunjang berhasilnya pembangunan dan untuk mengangkat tingkat hidup daripada masyarakat tani di desa.

Proyek Tajum

Oleh karena pertanian akan merupakan sektor penting dalam kehidupan pembangunan di Indonesia, maka selesainya pembangungan proyek irigasi Tajum yang merupakan proyek yang dibangun oleh ahli2 Indonesia sendiri, besar sekali artinya. Proyek yang sudah puluhan tahun digarap itu dan terbengkalai sejak pemerintah yang lalu, kini telah selesai.

Ini merupakan kebanggaan kita semua. Bukan saja kebanggaan masyarakat Jateng dan khususnya Purwokerto karena secara langsung akan dirasakan manfaatnya oleh petani2 Purwokerto, tetapi kebanggaan kita sebagai bangsa karena ini adalah hasil prestasi daripada ahli2 kita.

Panca Usaha Tani

Dikatakan lebih lanjut oleh Presiden, bahwa petani2 dalam usahanya untuk meningkatkan produksi haruslah berpegang pada syarat2 pokok bagi berhasilnya produksi pertanian.

Syarat2 itu adalah panca usaha tani, yaitu: bibit unggul, irigasi yang baik, obat2an, pupuk dan penyuluhan pertanian. Pengetrapan dari panca usaha tani itu, bukanlah hanya tanggungjawab Dinas Pertanian, tetapi tanggungjawab seluruh aparat pemerintah dan petani2 itu sendiri.

Sarana2 Produksi Harus Aman

Diinstruksikan oleh Presiden kepada seluruh aparat pemerintahan agar memperhatikan dan mengamankan segala sarana produksi. Masyarakat desa menghadapi berbagai kesulitan. Diantaranya permodalan dan pemasaran.

Sarana2 kredit karena itu harus didekatkan pada petani, dipermudah salurannya hingga petani2 yang benar2 memerlukan bisa menerimanya.

Tentang Kenaikan Harga

Tidak lupa Presiden Soeharto menyinggung kenaikan harga beras. Sekalipun harga beras kini sudah mulai turun, tetapi tetap hams diperhatikan gerakan2nya di pasar.

Dengan nada yang lebih keras Presiden berkata, bahwa tidak keberatan harga beras naik, asalkan kenaikan itu benar2 diterima oleh petani2 itu sendiri sebagai imbalan jerih payahnya. Tetapi kenaikan yang hanya dirasakan oleh tengkulak2, rnerupakan kenaikan yang harus dicegah.

Sebab hal itu hanya rnerupakan beban berat bagi konsumen. Sedang konsurnen itu sendiri harus kita lindungi, dus harga beras harus tetap dibawah jangkauan konsurnen dan menguntungkan bagi petani2 produsen.

Itulah Makna BUUD

Jelaslah kini, kata Presiden, betapa pentingnnya BUUD. Sebab dengan BUUD itu, keperluan petani2 desa akan lebih terjamin. Sarana perkreditan didekatkan, pupuk didatangkan dalam jumlah yang cukup dan pemasaran dari hasil produksi itu akan diperhatikan oleh BUUD tersebut. Lambat laun masalah2 pemasaran dll. yang sekarang digarap oleh BUUD akan bergeser dan ditampung oleh koperasi2 desa.

Dapat dicatat bahwa upacara peresmian proyek lrigasi Tajum itu dihadiri pula oleh Menteri PUTL Sutami, Menteri Pertanian Tojib Hadiwidjaya, Mendagri Amir Machmud, Menteri Transkop Subroto dan Menteri Penerangan Budiardjo, Pangkowilhan Jawa dan Madura Letjen Surono dan Gubernur Munadi hadir pula bersama ibu. (DTS)

Sumber: INDONESIA RAYA (28/02/1973)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 362-364.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.