PRESDIEN KUKUHKAN MAJELIS PEMBIMBING DAN KWARNAS GERAKAN PRAMUKA

PRESDIEN KUKUHKAN MAJELIS PEMBIMBING DAN KWARNAS GERAKAN PRAMUKA

Presiden Soeharto hari Rabu di Istana Negara Jakarta mengukuhkan Anggota Majelis Pembimbing dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 1983-1988 serta Menganugerahkan Lencana Tunas Kencana kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX atas jasa-jasanya bagi perkembangan gerakan Pramuka dan kapanduan dunia.

Para anggota Majelis Pembimbing yang dikukuhkan itu terdiri para menteri Kabinet, sejumlah pejabat tinggi negara dan tokoh-tokoh masyarakat yang jumlah seluruhnya mencapai 52 orang. Presiden dan Wakil Presiden secara fungsional tetap menjadi Ketua dan Wakil Ketua Majelis Pembimbing itu.

Jabatan Ketua Harian Majelis Pembimbing dipegang oleh Menteri Dalam Negeri Supardjo Rustam dan Sekretaris Ketua Harian adalah Susanto Martodihardjo.

Majelis Pembimbing Harian ini, beranggotakan 15 orang yang terdiri sejumlah menteri dan para sesepuh Pramuka. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 1983-1988 diketuai Letjen (Purn).H. Mashudi dengan Wakil-Wakil Ketua terdiri W.P. Napitupulu, Widodo Budidarmo, ibu Tien Soeharto, Soetikno Lukitodisastro, dan Sekretaris Jenderal. Mien S, Wamaen. Kwarnas itu dilengkapi dengan lebih dari 40 orang tokoh Pramuka.

Personalia Kwartir Nasional Gerakan Pramuka 1983-1988 itu disusun oleh suatu formatur yang diketuai Ibu Tien Soeharto berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka di Samarinda akhir Oktober tahun lalu.

Kembangkan Terus Pramuka

Dalam sambutannya Presiden Soeharto menyerukan kepada semua pihak agar terus mengembangkan dan memperkukuh pertumbuhan gerakan Pramuka di masa datang.

Tugas penting Gerakan Pramuka adalah menumbuhkan semangat kepatriotan dan idealisme perjuangan di kalangan anak-anak dan remaja Indonesia.

“Usaha ini sangat penting, sebab tanpa semangat patriot dan idealisme perjuangan maka pembangunan bangsa kita dalam jangka panjang dapat kehilangan kekuatan pendorong serta kehilangan arah kelanjutan,” demikian Presiden.

Jika dalam jiwa kaum muda sekarang tidak ditanamkan semangat kepatriotan, maka menurut pendapat Presiden, akan sulit lahir pemimpin-pemimpin masa depan.

Dalam kaitan itu Kepala Negara mengingatkan agar cara-cara pembinaan harus sesuai dan dapat diterima oleh generasi muda, sehingga terasa sebagai milik dan kebutuhan kaum muda sendiri, bukan dirasakan sebagai sesuatu yang asing dan dipaksakan.

Ia menyadari tugas pembinaan seperti itu tidak mudah. “Namun saya percaya dengan tukar flkiran, kerja sama dan rasa tanggung jawab kita kepada generasi muda tunas-tunas bangsa yang akan meneruskan pembangunan bangsa, tugas itu pasti akan dapat kita laksanakan,” tambahnya.

Setiap orang tua memikul tanggung jawab membimbing dan mendidik anak­anaknya. Di sekolahpun diusahakan pendidikan sebaik-baiknya. Tapi itu tidak cukup. Dalam masyarakat juga perlu diwujudkan lingkungan yang baik bagi anak dan remaja.

Dalam hal ini Gerakan Pramuka memiliki tugas mengembangkan dan mendidik mereka dalam lingkungan kehidupan masyarakat.

Sesuai dengan lingkungan itu, kegiatan Pramuka adalah mengisi dan mengarahkan waktu senggang anak dan remaja dengan kegiatan yang mendidik dan bermanfaat.

“Pengisian waktu senggang anak dan remaja sangat penting. Dengan kegiatan yang terarah dan bermanfaat kita ingin membiasakan mereka untuk tidak membiarkan waktu terbuang percuma,” demikian Presiden menegaskan. (RA)

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (09/02/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 930-931.


Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.