PRESIDEN AKAN MENERIMA PENGHARGAN KEPENDUDUKAN
Jakarta, Suara Karya
Presiden Soeharto akan bertolak ke Amerika Serikat tanggal 5 Juni mendatang untuk menerima, penghargaan kependudukan “The Population Award” dari PBB di New York serta akan bertemu dengan Presiden AS, George Bush di Washington DC. Menteri Sekretaris Negara Moerdiono mengungkapkan hal ini Kamis di ruang kerjanya.
Presiden dalam perjalanannya menuju AS akan singgah di Jenewa untuk istirahat semalam sambil menyesuaikan waktu. Perbedaan waktu antara Jakarta dan New York adalah 12 jam. Di Jenewa ibu kota Swiss itu dijadwalkan tidak ada acara, karena seluruh waktu akan digunakan untuk istirahat.
Acara penyerahan penghargaan dari PBB akan berlangsung pada 8 Juni di Markas Besar PBB. Waktu penyerahan itu bersamaan dengan hari lahirnya Presiden Soeharto ke-68. Sehari setelah penyampaian anugerah pertama dari PBB untuk Kepala Negara, Presiden akan melanjutkan lawatannya ke Washington DC untuk bertemu dengan Presiden AS George Buah di Gedung Putih. Dijadwalkan pertemuan Presiden AS dan Presiden RI akan berlangsung pada pukul 14.00 waktu setempat hari Jumat 9 Juni.
Pertemuan kedua pemimpin dan negarawan ini adalah untuk kedua kalinya telah pertemuan pertama di Tokyo, Jepang ketika menghadiri pemakaman Kaisar Hirohito.
Mensesneg mengatakan, ikut dalam rombongan ke AS itu selain lbu Tien Soeharto, juga Mensesneg Moerdiono dan Menlu Ali Alatas serta Kepala BKKBN Dr. Haryono Suyono.
Penting
Penerimaan penghargaan tertinggi dibidang kependudukan yang diberikan oleh PBB itu, kata Moerdjono mempunyai makna penting bagi bangsa Indonesia. Penghargaan itu diberikan atas keberhasilan bangsa Indonesia dibawah kepemimpinan Pak Harto dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk yang sekarang masih menjadi masalah dunia.
Akhir tahun lalu, Presiden juga menerima tanda penghargaan di bidang kependudukan ini yaitu ”The Global Population Award” dari lembaga kependudukan AS.
Ketika menerima penghargaan nanti, Presiden akan memberikan pidatonya di Markas PBB seperti halnya pidato yang diberikan di Boma ketika menerima penghargaan dari FAO-PBB atas keberhasilan Indonesia dalam berswasembada pangan. Presiden Soeharto waktu itu mewakili negara-negara berkembang. Sedangkan negara maju diwakili oleh Presiden Perancis.
Menurut rencana Presiden dan rombongan akan tiba kembali di tanah air tanggal 12 Juni mendatang setelah singgah pula di Jenewa, Swiss.
Sesuai dengan rencana itu, Presiden Soeharto tidak jadi berkunjung ke Uni Soviet. Tertundanya kunjungan ke Uni Soviet itu menurut Moerdiono, semata-mata karena kesibukan negeri adikuasa tersebut, antara lain belum terselesaikannya pemilu di 200 daerah/Uni Soviet akan melaksanakan pemilihan umum lagi bulan Mei ini, sesudah. itu akan menentukan wakil-wakil rakyat dalam Kongres Tertinggi negeri itu.
Kongres akan berlangsung 25 Mei yang diikuti sekitar 2.000 anggotanya. Uni Soviet menyiapkan waktu untuk menerima kunjungan Presiden pada Bulan Juli tahun ini. Namun menurut Moordiono waktu yang disediakan itu tidak sesuai dengan waktu yang dimiliki Presiden Soeharto karena telah ada kesibukan lain.
Sumber : SUARA KARYA(19/05/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 801-804.