PRESIDEN ANJURKAN BANGUN RUMAH SEDERHANA BERTINGKAT DI SEPANJANG JALAN RAYA JAKARTA
Presiden Soeharto menganjurkan pembangunan rumah sederhana bertingkat di atas tanah2 kosong di sepanjang jalan2 raya di Jakarta dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan bagi rakyat.
Kepala Negara menyampaikan anjurannya itu ketika ia dalam kedudukannya sebagai ketua Yayasan Dharmais meninjau proyek percontohan rumah sederhana bertingkat yang dibangun Yayasan Dharmais di desa Bulak Macan, Kabupaten Bekasi, Minggu siang.
Proyek percontohan itu terdiri dari sebuah rumah bertingkat empat yang dibangun dari bahan ”bermis" (beton ringan dan batu pamis). Rumah bertingkat itu terbagi dalam 16 unit untuk 16 keluarga. Setiap unit berukuran 60 m², terdiri dari dua kamar tidur, satu ruang tamu, dapur, kamar mandi dan wc serta gudang.
Harga bangunan yang tahan sampai 40 tahun itu adalah Rp. 33.000 per m² atau Rp.7.000 lebih murah dibandingkan standar yang ditetapkan Departemen Pekerjaan Umum.
Rumah bertingkat seperti itu, menurut Kepala Negara, bisa dibangun di sepanjang jalan Pramuka, Jakarta, atau jalan2 besar lainnya, untuk menggantikan rumah2 reyot yang tidak beraturan bentuknya.
Sudah “Lulus"
Menteri PU, Purnomosidi, yang hadir dalam peninjauan itu, atas pertanyaan "Antara", mengatakan proyek percontohan yang diprakarsai dan di "design" oleh Presiden itu dapat diambil sebagai ”type" yang bisa dibangun oleh Perumnas.
Menteri PU Purnomosidi menyambut baik anjuran Kepala Negara dan menyatakan bahwa Departemen PU sudah mengadakan sayembara "design" rumah murah bertingkat dan diharapkan para peserta sayembara sudah memasukkan karyanya bulan Maret mendatang.
"Saya tidak ikut sayembara, tetapi langsung membangun", demikian komentar Kepala Negara sambil tertawa ketika mendengar sayembara itu.
"Tidak ikut sayembara, tetapi sudah lulus", demikian Purnomosidi cepat menyambut sambil tertawa pula. "Kan rumah begitu tidak memalukan kalau berdiri di belakang gedung-bertingkat di Jalan Thamrin", kata Presiden.
Purnomosidi berpendapat, agar rumah2 bertingkat sederhana dapat pula dibangun di atas tanah2 kosong yang selama ini hanya disewakan untuk mendirikan gubug2.
Ia menerangkan, pemilik2 tanah itu akan mendapat rumah permanen disamping uang sewa dari ruangan lainnya. Presiden menyambut baik gagasan itu dan menambahkan, para pemilik tanah itu, jika tidak mau menyewakan, bisa juga mempergunakan lantai bawah sebagai tempat berusaha.
Gubernur DKI Tjokropranolo. atas pertanyaan mengatakan, Pemda DKI sudah merencanakan pembangunan rumah bertingkat sederhana seperti itu dan kini sedang mempersiapkan peraturan pertanahan dan landasan hukum2nya.
Cocok Untuk Prajurit
Wapangab Laksamana Sudomo kepada "Antara" menjelaskan, rumah bertingkat seperti itu sangat cocok untuk asrama prajurit karena sangat ekonomis.
"Wah senang sekali pak", jawabnya ketika Presiden Soeharto menanyakan kepadanya apakah rumah bertingkat seperti yang dibangun Yayasan Dharmais itu sesuai untuk golongan perwira.
Mensesneg Sudharmono yang duduk disamping Sudomo menambahkan: ”ini jauh lebih besar daripada rumah saya pada tahun 1952 yang hanya berukuran 48 m²".
Cokropranolo menyahut: "saya dulu tinggal di garasi". Dan Purnomosidi menyambung pula "dulu saya cuma dapat satu kamar pada waktu masih bujangan dan bekerja di Departemen Perindustrian".
Rumah bertingkat yang di-"design" Soeharto itu berdiri diatas tanah 540m². Rumah itu didesign sedemikian rupa sehingga setiap 16 unit merupakan satu RT. Rumah bertingkat itu dilengkapi dengan sebuah tempat bermain (playground) untuk anak2.
Kerangka yang dipergunakan untuk rumah bertingkat itu adalah "besi kanal" produksi PT Krakatau Steel. Presiden Direktur Krakatau Steel, Ir.T. Aribowo, atas pertanyaan mengatakan, rumah bertingkat percontohan itu memerlukan 66 ton besi kanal. Harga komponen besi dalam rumah itu adalah 28 person.
Bahan batu pamis (batu apung) diambil dari Sukabumi. Batu pamis, menurut Presiden, banyak terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Menado.
Selesai meninjau rumah percontohan itu, Presiden dam rombongan yang mengendarai bis meninjau pabrik pembuatan dinding dari batu pamis di Kelapa Gading. Termasuk dalam rombongan itu adalah Menpan Sumarlin, Menteri Perindustrian AR Suhud dan Menmud Perumahan Rakyat Cosmas Batubara. Ketika peninjauan itu berlangsung hujan turun dengan lebatnya.
Disamping membangun rumah percontohan itu, Yayasan Dharmais di desa Bulak Macan telah membangun lebih dari 150 rumah sederhana untuk para anggota ABRI yang cacad akibat menunaikan tugas negara dan purnawirawan ABRI. (DTS)
…
Jakarta, Antara
Sumber: ANTARA (15/01/1979)
—
Dikutipsesuaitulisandanejaanaslinyadaribuku "Presiden RI Ke II JenderalBesar HM SoehartodalamBerita", BukuV (1979-1980), Jakarta: AntaraPustakaUtama, 2008, hal. 7-9.