PRESIDEN KEPADA GUBERNUR JABAR : JANGAN SAMPAI TERGODA TAHTA, HARTA, WANITA
Presiden Soeharto menasehatkan kepada Gubernur Jabar yang baru, Yogie Suardi Memet, agar dalam melaksanakan tugas, mampu mengendalikan diri terhadap godaan yang menyangkut tahta, harta dan wanita.
“Sebagai gubernur ibaratnya piramida berada di puncaknya dan dilihat oleh setiap orang. Jadi harus mampu mengendalikan diri dan bermental baik,” demikian pesan Kepala Negara yang dikutip oleh Gubernur.
Bersama Gubernur yang lama, Aang Kunaefi, kemarin, Yogie melapor Kepala Negara di kediaman Jalan Cendana tentang selesainya serah terima jabatan mereka di Bandung, Senin lalu.
Aang yang lebih dulu meninggalkan ruang kerja Presiden, mengatakan, masalah paling berat yang dihadapi Jabar adalah kondisi alam yang berkait dengan bencana alam akibat letusan gunung berapi, banjir dan tanah longsor.
Namun berkat kerja sama yang baik dengan para tokoh masyarakat, alim ulama dan pemuda, semua masalah berat berhasil diselesaikan dengan baik.
Menurut Aang, seorang pejabat tidak dilarang untuk jadi kaya. Tetapi hendaknya kekayaan itu diperoleh secara wajar. Sedang mengenai wanita, hal itu merupakan tantangan yang harus dihadapi.
“Saya bersyukur kepada Tuhan selama 10 tahun sebagai gubernur saya selamat dari godaan itu,” ujarnya. Ia mengakui, tugas sebagai gubernur jauh lebih berat dibanding tugas sebelumnya selaku Pangdam DI Aceh dan Jabar.
Presiden, kata Aang, juga mengingatkan kepada gubernur Jabar yang baru tentang adanya dua jabatan yang dipegang, yaitu sebagai Gubernur, aparat pemerintah pusat dan Kepala Daerah selaku aparat yang dipilih oleh rakyat melalui DPRD Tk I.
Untuk itu harus dapat menyerasikan pembagian tugas agar kepentingan daerah dan kepentingan pusat tidak dirugikan.
“Daerah itu kepunyaan pusat dan pusat milik daerah,” kata Aang sambil mengingatkan adanya wawasan Nusantara.
Yogie mengatakan, ia juga mendapat petunjuk dari Presiden tentang tugas dan jabatan Gubernur Jabar yang tidak ringan. Lebih-lebih Jabar merupakan hinterland dan sebagai daerah penyangga bagi DKI Jaya yang menjadi pusat pemerintahan RI.
Atas pertanyaan, Yogie menyatakan, pihaknya akan memprioritaskan pembinaan disiplin dan profesionalisme baik bagi dirinya maupun bawahannya.
“Peningkatan disiplin itu hobi saya,” kata bekas Pangdam VI Siliwangi itu. (RA)
…
Jakarta, Suara Karya
Sumber : SUARA KARYA (24/05/1985)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 56-57.