PRESIDEN INSTRUKSIKAN BANTU TANAMAN PETANI YANG KENA BANJIR
129.943 Ha Rusak dan 42.018 Ha Kena Puso
Laju Inflasi Bulan Pebruari 1984 Sebesar 1,66 pCt
Presiden Soeharto menginstruksikan agar petani yang menjadi korban banjir di Jawa Tengah dan Jawa Timur segera diberikan bantuan pangan yang disalurkan melalui lumbung desa.
Dalam Sidang Kabinet terbatas bidang Ekonomi di Bina Graha Rabu kemarin, Presiden memerintahkan agar Bulog dan Pemerintah Daerah mengatur pemberian bantuan pangan sebanyak 15 kg per jiwa per bulan yang nantinya agar dibayar kembali oleh petani setelah panen.
Menteri Muda Urusan Produksi Pangan Ir.Wardoyo yang mendampingi Menteri Penerangan Harmoko menjelaskan, akibat banjir yang melanda sebagian daerah pulau Jawa menimbulkan penderitaan bagi petani, terutama rusaknya areal tanaman pangan yang cukup luas.
Dikatakan untuk musim tanam (MT) 1983/1984 terdapat areal tanaman padi seluas 4.697.000 hektar dari seluas itu yang dilanda banjir seluas 105.875 hektar dan yang puso seluas 34.907 hektar.
Di samping areal tanaman padi juga dilanda banjir persemaian (Pembibitan) seluas 1.358 hektar dan pusonya 591 hektar.
Sedangkan palawija dalam MT 1983/1984 seluas 2.883.367 hektar, yang terkena banjir seluas 22.710 hektar dan yang puso 6.502 hektar.
Jumlah seluruh tanaman pangan yang kena banjir dan rusak adalah seluas 129.943 hektar dan yang puso akibat banjir seluas 42.018 hektar termasuk persemaian.
Relatif kecil
Menurut Menteri Wardoyo kerusakan dan puso akibat banjir yang jika dibandingkan dengan areal tanaman pangan pada MT 1983/1984 memang relatif kecil. "Namun kita harus berusaha secepat mungkin untuk merehabilitir sawah dan bendungan yang rusak," tambahnya.
Ia menegaskan, musibah banjir sangat memukul kehidupan petani karena terjadi gangguan jadwal panen dan penundaan musim tanam mendatang. Pemerintah dalam hal ini telah mengambil beberapa langkah untuk membantu kehidupan petani agar jangan terlalu berat beban hidup mereka.
Rehabilitasi tanaman pangan dilakukan setelah banjir surut dan tanaman pangan yang rusak dilakukan penyulaman dengan membagi-bagi rumpun padi dan memisahkannya.
Diusahakan penanaman padi dengan varitas yang umumya pendek, untuk itu Departemen Pertanian telah melakukan pemberian bibit tersebut kepada daerah Jawa Tengah dan Jawa timur.
Dikatakan, bagi petani yang dirugikan akibat banjir terutama tanaman yang kena puso maka kredit paket Bimasnya dalam MT 1983/1984 akan ditanggung pemerintah, sesuai dengan Inpres Nomor 2 dan mereka akan tetap dapat kredit baru sesuai dengan ketentuan.
Rendemen Beras ke Gabah
Tentang rendemen beras ke gabah, menurut Menteri Wardoyo, tetap dengan perkiraan 68 pCt dari gabah kering giling (GKG) ke beras, walaupun akhir akhir ini sebuah seminar merekomendasikan bahwa perkiraan rendemen GKG ke beras dalam Repelita IV tidak sebesar itu.
Presiden menyatakan agar tetap dipakai angka prosentase 68 pCt itu karena sampai sejauh ini belum ada penelitian yang bersifat nasional dan menyeluruh.
Menjawab pertanyaan akibat banjir terhadap strategi cadangan pangan nasional, Ir. Wardoyo menegaskan hal itu tidak banyak pengaruhnya. Ia tidak mengungkapkan apakah dengan demikian akan lebih besar impor beras mendatang akibat banjir tersebut, begitu juga dengan perkiraan atau ramalan produksi beras musim tanam 1983/1984 ini.
"Yang ada baru ramalan satu dari Biro Pusat Statistik," tambahnya.
Tingkat Inflasi dan uang beredar
Sebelumnya Menpen Harmoko mengungkapkan, sidang juga mendengar laporan Menteri Keuangan tentang jumlah uang beredar sekitar Rp 7.749 milyar.
Sedangkan laju inflasi bulan Pebruari 1984 sebesar 1,66 pCt, sedangkan berdasarkan tahun anggaran 1983/1984 tingkat inflasi 12,41 PCt dan berdasarkan tahun takwin 1984 sebesar 5,08 pCt.
Di bidang perdagangan dilaporkan, neraca perdagangan tahun 1983 mengalami surplus sebesar US$ 4.169 juta. Dengan demikian nilai ekspor pada tahun tersebut sebesar US $ 20.909 juta dan nilai impor sebesar US$ 16.723 juta.
Menteri Perindustrian Ir. Hartarto melaporkan kepada sidang tentang masalah pengadaan komoditi industri, semen, pupuk dan garam. Produksi semen dalam negeri bulan Maret ini diperkirakan sebesar 755.700 ton dan ekspor semen terbesar 62.000 ton.
Menurut Harmoko, sidang juga mendengar laporan tentang pokok-pokok pembinaan dan pengembangan industri nasional yang bertitik tolak kepada ekonomi nasional.
Untuk itu, tambah Harmoko, perlu adanya program terpadu yang mampu menunjang sektor industri dari sektor-sektor lainnya dengan didukung oleh produksi dan jasa dalam negeri yang benar-benar dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat secara menyeluruh.
Dalam kesempatan itu Presiden juga minta Menteri Pertambangan dan Energi Subroto untuk meningkatkan upaya penghematan energi. Langkah yang harus diambil adalah agar kantor-kantor pemerintah terutama di Jakarta tidak memakai aliran listrik setelah jam kerja untuk penghematan dana keuangan negara.
Sedangkan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup Prof. Dr. Emil Salim kepada sidang menyampaikan laporan kerja sama pemerintah dengan UNEP (lembaga PBB untuk lingkungan) tentang pengembangan lingkungan wilayah Jakarta Puncak yang bebas polusi.
Dilaporkan rencana pemindahan gajah Lampung sebanyak sekitar 300 ekor. (RA)
…
Jakarta, Pelita
Sumber : PELITA (08/03/1984)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 676-678.