PRESIDEN INSTRUKSIKAN PEMBAHASAN UNTUK ATASI KERUSAKAN IMAN MASYARAKAT

PRESIDEN INSTRUKSIKAN PEMBAHASAN UNTUK ATASI KERUSAKAN IMAN MASYARAKAT

Presiden Soeharto menginstruksikan sejumlah menteri bidang kesra untuk membahas secara mendalam cara-cara mengatasi masalah-masalah yang dapat merusak moral, mental dan iman masyarakat.

Presiden mengemukakan hal itu ketika menerima Menko Kesra Alamsyah Ratu Perwiranegara di Bina Graha hari Kamis yang melaporkan berbagai masalah di bidang kesejahteraan rakyat.

Kepada wartawan Alamsyah mengatakan, hal-hal yang dapat merusak moral, mental dan iman masyarakat itu misalnya tulisan-tulisan atau cerita-cerita, foto, film maupun iklan-iklan bioskop yang bersifat porno don sadis. Juga minuman keras dan narkotika merupakan masalah yang dapat merusak masyarakat.

Pertemuan menteri-menteri yang akan membahas masalah ini direncanakan tanggal 8 Oktober.

Menteri-menteri yang akan membahas masalah tersebut ialah Menteri Agama, Mendagari, Mendikbud, Menpen, Menlu, Menkeh, Jaksa Agung, Pangkokamtib, Bakin dan BP-7, kata Alamsyah.

Khusus mengenai film, Presiden mengharapkan Departemen Penerangan serta Dewan Film Nasional ikut memberikan perhatiannya untuk mengatasi masalah pornografi dan sadisme.

Demikian juga media massa terutama surat kabar, hal ini perlu diperhatikan agar Pancasila tidak hanya menjadi falsafah atau tema-tema dalam pidato, tetapi benar-benar Pancasila itu dapat terlibat dalam kehidupan sehari-hari, demikian harapan Presiden yang dikutip oleh Menko Kesra.

Ketika ditanya wartawan sampai seberapa jauh kegawatan masalah-masalah yang merusak moral dan iman masyarakat itu, Menko Kesra mengatakan bahwa “Kadang-­kadang di luar perkiraan kita, misalnya ada anak-anak kelas tiga SD yang sudah berbuat macam-macam”.

Mengenai iklan yang tidak patut untuk dilihat, misalnya ada tempat ibadah yang didekatnya terdapat bioskop yang memasang iklan yang merangsang. Hal ini tidak ethis, kata Menko.

Lapor

Kepada Presiden, Menko Alamsyah bersama Menpora Abdul Gafur melaporkan rencana kegiatan Tahun Pemuda Internasional 1985 di Indonesia.

Tahun Pemuda Intemasional 1985 itu diputuskan oleh Sidang Umum PBB tahun 1977 dengan tema Partisipasi, Pembangunan dan Perdamaian.”

Ketua Umum Panitia Nasional Tahun Pemuda Internasional adalah Menko Kesra, dan ketua-ketua lainnya ialah Menpora, Mendagri, Mendikbud, dan Mensos.

Menpora mengatakan, Presiden Soeharto mengharapkan kegiatan untuk Tahun Pemuda Internasional itu agar dikaitkan dengan program-program pembinaan generasi muda Indonesia, juga dikaitkan dengan pameran produksi Indonesia tahun depan.

Kepada Presiden, Alamsyah juga melaporkan mengenai pelaksanaan pembangunan pusat studi dan pengembangan Islam di Ciawi, Bogor, yang sekarang ini bangunannya telah selesai 30 persen.

Pembangunan pusat studi ini bertujuan untuk mempersatukan cendekiawan dan ulama dan unsur-unsur lainnya di kalangan Islam untuk meneliti dan menggali semua ajaran Islam.

Mengenai adanya pamflet-pamflet gelap akhir-akhir ini, Menko Kesra mengatakan, akan dilakukan pendekatan-pendekatan dari segi Kesra secara persuasif, bagaimana kita dapat melahirkan kehidupan yang harmonis dari masyarakat, baik sebagai bangsa maupun dalam bidang keagamaan.

“Itu artinya supaya republik ini dapat kita sama-sama jaga, supaya Pancasila dan UUD 45 dijaga. Sebaliknya bila kehidupan beragama dapat subur dan saling curiga diantara kita dapat dikurangi, maka kita dapat konsentrasi pada pembangunan” demikian Alamsyah. (RA)

 

 

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (05/10/1984)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 980-981.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.