PRESIDEN INTRUKSIKAN: ROBAH DOSIS PEMAKAIAN PUPUK UNTUK TINGKATKAN PRODUKSI

PRESIDEN INTRUKSIKAN: ROBAH DOSIS PEMAKAIAN PUPUK UNTUK TINGKATKAN PRODUKSI [1]

 

Jakarta, Angkatan Bersenjata

Presiden Soeharto telah menginstruksikan kepada Menteri Pertanian untuk mengadakan percobaan2 peningkatan dosis pupuk dalam rangka peningkatan pengadaan pangan.

Hal itu dikatakan oleh Menteri Pertanian Prof. DR. IR. Thojib Hadiwidjaja di Bina Graha, Selasa kemarin setelah menghadap Kepala Negara.

Memang sudah sejak tahun 1971 telah diadakan percobaan2 semacam itu yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal pertanian Tanaman Pangan dari percobaan2 itu diketahui bahwa penggunaan urea 300-400 kg untuk per ha dan TSP 60-135 kg bisa memberikan tambahan produksi 1.200 sampai 3000 kg padi kering.

Ditanyakan apakah penambahan pupuk itu masih menguntungkan menteri menjawab “ya masih menguntungkan”.

Petunjuk Kepala Negara lebih lanjut supaya sebagaian daripada ini diterapkan dalam rekomendasi regional. Tidak sebanyak 300-400 kg, maksimum baru mencapai 300 kg Urea dan 100 kg TSP. Karena ini sudah menunjukkan effeknya di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. didalam hubungan dalam tahun 1977-1978 produksi pupuk Urea kita akan sudah cukup besar.

Traktor

Juga telah dilaporkan penggunaan traktor di sawah2 Sulawesi Selatan. Disana petani memiliki sawah seluas masing2 dua ha, yang tidak mungkin digarap tangan sendiri. Hingga sawah2 disana kurang dimanfaatkan seperti di Jawa.

Traktor yang paling ekonomis adalah traktor2 yang 7 TK dan traktor mini diesel 12 TK harganya masing2 Rp. 1,4 juta dan Rp. 2 juta. 48 Unit yang sudah dibeli ternyata pengembalian kreditnya tidak pernah mengalami tunggakan dalam cicilannya.

Petunjuk Presiden dalam hal ini supaya BRI dapat memperluas pemberian kredit investasi.

Pompanisasi

Di daerah Ngawi dan Nganjuk, rakyat sudah membuat sumur2 bor yang dalamnya mencapai 60 hingga 80 meter kemudian dipompa untuk mengairi sawah. lni sudah terbukti memberikan effek yang menguntungkan bagi peningkatan produksi pangan, Presiden sudah menyatakan untuk membantu dengan proyek pompanisasi.

Bantuan Kepala Negara itu akan mampu memompa air 150 liter per detik, artinya akan dapat mengairi sawah sebanyak 150 ha.

Dilaporkan juga nanti pada tanggal 13-14 Oktober yang akan datang akan diadakan Raker Tebu Intensifikasi di Jakarta, yang dihadiri oleh Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur akan ada pula wakil petani tebu rakyatnya Ditjen2 Koperasi dsb.

Tebu Rakyat

Tujuannya adalah untuk menghimpun pengalaman didalam pelaksanaan instruksi Presiden dalam mengalihkan tebu rakyat kedalam intensifikasi dari tanah sewaan, kalau ada hambatan2 bagaimana cara mengatasinya.

Di tahun 1976 nanti akan diadakan perluasan2 dalam pelaksanaan tebu rakyat dalam intensifikasi ini.

Sidang Internasional Rubber Study Group yang akan dilangsungkan di Jakarta dari 28 hingga 31 Oktober juga telah dilaporkan. Sidang ini diadakan untuk pertama kalinya di Indonesia oleh negara2 penghasilan dan konsumen karet serta negara penghasil karet sintetis (DTS).

Sumber: ANGKATAN BERSENJATA (01/10/1975)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 825-826.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.