PRESIDEN: LAKSANAKAN PROGRAM TRANSMIGRASI TANPA RAGU-RAGU

PRESIDEN: LAKSANAKAN PROGRAM TRANSMIGRASI TANPA RAGU-RAGU

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto meminta seluruh jajaran Departemen Transmigrasi beserta semua pihak terkait untuk tetap melaksanakan program ini dengan penuh keyakinan dan tanpa ragu-ragu, walaupun masih ada suara-suara sumbang tentang transmigrasi.

Harapan tersebut disampaikan Kepala Negara di Istana Negara, Kamis ketika membuka rapat kerja Departemen Transmigrasi yang berlangsung di Jakarta tanggal 13-15 Desember. Raker ini diikuti sekitar 160 peserta. Kepala Negara mengatakan suara-suara sumbang itu datang dari luar negeri serta dari Indonesia sendiri. Program transmigrasi sangat penting karena merupakan salah satu perwujudan jalur pemerataan, kata Presiden. Ketika memperinci harapannya itu, Presiden yang didampingi Mentrans Soegiarto mengatakan para petugas perlu melakukan seleksi bersama pemda setempat terhadap para calon transmigran sehingga yang terpilih adalah transmigran yang baik.

“Areal pemukiman transmigran hendaknya merupakan kawasan yang Iayak huni, baik ditinjau dari segi kesuburan tanah, status, letak daerah maupun prospek pengembangannya,” kata Presiden.

Menurut Presiden, penelitian itu penting dilakukan agar para transmigran benar­benar merasa kerasan di tempat tinggalnya yang baru serta berkeyakinan bahwa masa depannya cerah. Masalah lain yang ditekankan Kepala Negara adalah pentingnya peningkatan koordinasi antar instansi mulai dari tingkat pusat hingga daerah. “Hal ini memang bukanlah pekerjaan mudah, karena setiap sektor yang terkait telah mempun yaitu gas pokok masing-masing. Namun kita harus mampu membuat terobosan-terobosan untuk memecahkan masalah ini,” kata Presiden.

Acara pembukaan raker ini dihadiri pula Mendagri Rudini, Menhut Hasjrul Harahap, serta Mentan Wardojo. Ketiga menteri ini diundang karena departemen­departemen mereka berkaitan sekali dengan tugas Deptrans. Ketika menekankan pentingnya program transmigrasi, Presiden Soeharto mengatakan penyebaran lebih dari 180 juta penduduk Indonesia menunjukkan ketidak seimbangan. Sebagian besar berada di Jawa dan Bali yang relative kecil.

“Karena sebagian besar penduduk kita hidup dari sektor pertanian, maka tidak sedikit petani di Jawa dan Bali yang tanah garapannya sangat sempit. Tanah yang sangat sempit itu tidak bisa dikerjakan secara efisien dan secara ekonomi tidak menguntungkan,” kata Presiden. Karena salah satu langkah penting yang ditempuh untuk meningkatkan kesejahteraan petani adalah memindahkannya ke daerah-daerah lain yang masih luas melalui program transmigrasi, kata Presiden. Dalam kesempatan itu, Kepala Negara juga mengingatkan bahwa program transmigrasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga masyarakat serta dunia usaha. Presiden mengharapkan masyarakat dan dunia usaha meningkatkan partisipasi mereka.

Sebelumnya Mentrans Soegiarto melaporkan bahwa pada raker tiga hari ini juga diundang para pejabat Depdagri, Deperind, BPN, para pakar, serta perwakilan organisasi internasional yang membantu program transmigrasi.Dalam kesempatan ini,

Soegiarto menyerahkan buku “Tinjau an Nasional Menyeluruh Mengenai Sumber Daya” yang merupakan hasil kerja sama Deptrans, Bakosurtanal, serta pemerintah Inggeris kepada Presiden. Seusai acara pembukaan raker ini, Kepala Negara yang didampingi Soegiarto beramah tamah dengan beberapa peserta yang hadir di Istana Negara.

 

 

Sumber : ANTARA (13/12/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal.722-724.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.