PRESIDEN : MENTERI YANG TUGASNYA AKAN BERAKHIR HARUS TETAP KERJA KERAS

PRESIDEN : MENTERI YANG TUGASNYA AKAN BERAKHIR HARUS TETAP KERJA KERAS

Presiden Soeharto mengharapkan kerja keras dan tanggung jawab besar harus ditunjukkan, apakah suatu Pemerintahan masih akan mempunyai masakelja yang lama atau pendek, apakah seorang Menteri masih akan lama bertugas atau segera akan berakhir, apakah seorang gubernur masih akan menjabat baru atau akan mengakhiri masa jabatannya. Karena pada akhirnya segala tugas adalah wujud dari pengabdian kepada bangsa dan negara yang sedang dibangun bersama.

Penegasan itu disampaikan oleh Presiden Soeharto di lstana Negara hari ini ketika membuka Rapat Kerja gubernur yang akan berlangsung sampai hari Sabtu mendatang.

Oleh karena itu Presiden minta kepada semua para Gubernur, agar dalam melaksanakan tahun terakhir Repelita-III nanti di daerah-daerah masing-masing juga disertai dengan semangat kerja yang tinggi dan rasa tanggung jawab yang sebesar­besarnya.

Kata Presiden lagi, kita semua harus bersikap demikian sebab pembangunan menyangkut nasib dan masa depan bangsa, pembangunan tidak boleh hanya dianggap sebagai prestasi dan prestise suatu Pemerintahan saja.

Mengenai pelaksanaan RAPBN 1983/1984 dikatakan akan dilakukan oleh Pemeriintah baru yang dipimpin oleh Presiden/Mandataris baru, yang dipilih oleh MPR yang akan bersidang bulan Maret mendatang.

Presiden Soeharto mengatakan hari ini di Istana Negara ketika dia membuka Rapat Kerja Gubernur yang akan berlangsung sampaii hari Sabtu mendatang.

Diakui, tugas Pemerintah yang baru nanti akan terasa berat dalam bulan-bulan pertama, sebab di samping harus melaksanakan tahun terakhir Repelita-III dalam suasana ekonomi yang sangat lesu, juga harus mempersiapkan Repelita-IV berdasarkan GBHN yang akan digariskan oleh MPR dalam sidang bulan Maret yang akan datang.

Kata Presiden Soeharto, Rapat Kerja Gubernur kali ini mempunyai arti yang khusus, karena akan membahas kerangka APBN 1983/1984.

Apa yang dilakukan bersama dalam tahun 1983/1984 merupakan hal yang penting sebab merupakan pelaksanaan tahun terakhir Repelita-Ill. Dalam kerangka strategi jangka panjang, Repelita-III merupakan tahap pembangunan yang sangat vital peranannya, karena merupakan tahap pertengahan dari perjalanan bangsa untuk meletakkan landasan bagi masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, kata Presiden.

Di samping itu, pelaksanaan tahun terakhir Repelita-llimerupakan awal bagi tugas besar kita memasuki Repelita-IV.

"Dalam Repelita-IV ini kita telah bertekad untuk meletakkan kerangka landasan, yang akan kita perkuat dalam Repelita-V sehingga dalam Repelita-VI kita dapat tinggal landas menuju pembangunan Indonesia yang sepenuhnya akan kita lakukan dengan kekuatan sendiri," kata Presiden.

Perangkap Inflasi

Kata Presiden, pada tingkat nasional, RAPBN 1983/1984 tetap didasarkan atas anggaran yang berimbang dan dinamis artinya pengeluaran sama besarnya dengan penerimaan. Ini penting agar kita tidak terjerumus kedalam perangkap inflasi yang bersumber pada defisit anggaran.

Dalam bidang penerimaan, kata Presiden, perlu dikerahkan usaha yang sungguh­sungguh agar penerimaan negara yang telah direncanakan benar-benar dapat dicapai.

Dalam meningkatkan penerimaan negara dari pajak, perlu ditegaskan, Pemerintah tidak akan minta yang bukan-bukan. Pajak tidak hanya dianggap sebagai sumber penerimaan negara, melainkan dijadikan piranti untuk mendorong pembangunan.

"Tidak ada gunanya kita menarik pajak yang diluar kemampuan masyarakat, karena hal ini hanya berarti memberi beban yang tidak akan terpikul oleh masyarakat," kata Presiden.

Bangsa Besar

Presiden Soeharto mengatakan, kepercayaan pada diri sendiri dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan agar terus ditumbuhkan di daerah-daerah terutama dalam menghadapi tahun-tahun sulit di depan kita.

"Dengan bekerja keras, merapatkan persatuan diantara kita, dengan rencana yang baik dan dengan memohon kekuatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita percaya kesulitan yang ada di hadapan kita, dapat diatasi," ujar Kepala Negara. (RA)

Jakarta, Kamis

Sumber : MERDEKA (28/01/1983)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 19-21.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.