PRESIDEN TERIMA DUBES IRAK :
130 JUTA MUSLIM INDONESIA DIHARAPKAN MEMBAWA PENGARUH
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Irak yang baru untuk Indonesia Mohammad Suhair Abdul Rozak Al Bairaqdar menyatakan, pemerintahnya sangat bahagia dan responsif terhadap himbauan pemerintah Indonesia agar IrakIran dapat menyelesaikan pertikaian mereka dengan semangat ukhuwah Islamiyah.
Dalam wawancara khusus dengan Pelita di tempat kediaman Concelor bidang pers Kedubes Irak Sabtu mal am, ia menandaskan, pemerintah Irak sudah responsif terhadap keinginan itu jauh sebelum dinyatakan secara terbuka.
Mohammad Suhair juga berharap agarpihak Iran juga menjadi responsif terhadap keinginan yang positif dari pemerintah Indonesia itu.
Bobot 130 Juta
Duta Besar baru Republik Irak untuk Indonesia Mohammad Suhair Abdul Rozak Al Bairaqdar pada Sabtu pagi dengan resmi menyerahkan surat-surat kepercayaan kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka.
Presiden Soeharto dalam kesempatan itu menyatakan, bangsa Indonesia sangat prihatin menyaksikan pertikaian yang berkepanjangan antara Irak-Iran.
Kepala Negara menghimbau kepada Irak-Iran agar menyelesaikan pertikaian mereka yang sudah lebih dua tahun itu dengan semangat ukhuwah Islamiyah demi kebaikan kedua belah pihak dan seluruh umat Islam.
Kepala Negara menyatakan, bangsa Indonesia sangat prihatin menyaksikan pertikaian yang berkepanjangan antara kedua negara. Ditekankannya bahwa semua bangsa di dunia perlu berusaha untuk mewujudkan perdamaian agar dapat melakukan pembangunan dengan sungguh-sungguh, khususnya di negara yang sedang membangun karena pembangunan memerlukan perdamaian sedang dunia dewasa ini masih diliputi berbagai ketegangan.
Dubes Suhair berharap mudah-mudahan ada bobot dan pengaruh 130 juta umat Islam Indonesia terhadap pemerintah Iran untuk mau memperhatikan himbauan Presiden Soeharto.
Uluran tangan untuk suatu perdamaian berdasarkan landasan yang kokoh akan sangat diterima dengan hati terbuka.
"Akan tetapi", kata Dubes Irak, "kepada siapapun yang mencoba untuk mencampuri dan mempermainkan kepentingan kepentingan tanah air karni hadapi dengan segala ketegasan".
Dapat Ditingkatkan
Menjawab pertanyaan Pelita tentang hubungan ekonomi Indonesia-Irak, Mohammad Suhair menyatakan, sebenarnya apa yang sekarang sudah dicapai masih bisa lebih ditingkatkan lagi.
"Apa yang ada sekarang masih di bawah apa yang sebenarnya secara obyektif bisa dicapai", ujarnya.
Ia mengatakan, selalu hubungan kerjasama sebagai negara anggota OPEC, atausikap-sikap yang selalu diambil bersama-sama di forum-forum internasional, PBB misalnya, bagi Irak, Indonesia tercatat sebagai sumber tenaga kerja yang sangat diharapkan oleh bangsa Irak.
Dikatakannya, bangsa Irak amat mudah melihat orang-orang Indonesia yang beketja di sana.
"Mereka dikenal sebagai pekerja yangjujur, baik hati dan memiliki kesungguhan kerja", ucapnya.
Suhair menyebut keadaan di Irak dewasa ini memang menyebabkan tidak memungkinkan perluasan proyek-proyek raksasa, sehingga penyedotan tenaga kerja dari luar negeri sementara hanya meneruskan apa yang selama ini sudah ada.
Tetap Non-Blok
Dubes yang baru berada di Indonesia sejak satu setengah bulan yang lalu itu ketika menjawab pertanyaan apakah ia mempunyai tugas khusus sebagai duta besar yang baru, menyatakan, sebagaimana duta besar sebelumnya, ia bertugas untuk meningkatkan hubungan baik antara kedua negara.
Ia menyebut baik Indonesia maupun Irak maupun anggota Gerakan Non Blok yang aktif. Orientasi politik luar negeri kedua negara sama-sama demi kemajuan negara-negara berkembang. Superpower diakui besar peranannya dalam percaturan internasional.
"Tetapi, justru ada superpower itulah, maka lahir gerakan Non-Blok. Bukan sebaliknya", katanya lagi.
Dalam rangka sikap seperti itu, Mohammad Suhair mengatakan, negaranya selalu berdiri pada prinsip persamaan derajat antar bangsa, pembebasan bangsa-bangsa terhadap kolonialisme dan prinsip kebebasan menentukan kehendak sendiri.
"Oleh karena itu dalam soal Timor Timur, kami mengambil sikap seperti disebut oleh Menteri Luar Negeri RI dalam pidato akhir tahunnya yang secara khusus memberi penghargaan kepada Irak", katanya. (RA)
…
Jakarta, Pelita
Sumber : PELITA(24/01/1983)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 17-19.