PRESIDEN RESMIKAN 23 PABRIK
Pasuruan, Kompas
Presiden Soeharto mengajak masyarakat bangga untuk menggunakan produksi dalam negeri, dan bahkan mengajak agar penggunaan produksi dalam negeri menjadi gerakan nasional.
Ajakan Presiden ini dikemukakan ketika meresmikan 23 pabrik industri mesin logam dasar dan elektronika di lima propinsi, yang dipusatkan di PT Boma Bisma Indra (BBI), Pasuruan (Jatim) hari Kamis. Ke-23 pabrik tersebut sebuah di Sumatera Utara, delapan di Daerah Khusus Ibu kota Jakarta, Tujuh di Jabar, sebuah di Jateng, dan enam di Jatim. Pabrik yang diresmikan terdiri dari baik yang berupa unit usaha perluasan maupun pabrik baru.
Presiden Soeharto menegaskan, banyak barang modal buatan dalam negeri yang mutunya tidak kalah dengan barang impor dan harganya pun jauh lebih murah. “Saya perlu menegaskan sekali lagi agar kita mengutamakan penggunaan mesin peralatan buatan dalam negeri, baik yang diperlukan oleh departemen, badan usaha milik negara maupun oleh masyarakat luas,” katanya.
Kurangi Ketergantungan
Kepala Negara mengatakan, bertambahnya kemampuan membuat barang modal berarti ketergantungan terhadap impor barang modal dapat dikurangi. Bahkan mempunyai kesempatan untuk berkembang menjadi barang ekspor di masa mendatang. Dengan memanfaatkan secara optimal pabrik penghasil barang modal yang ada, kemampuan di bidang rancang bangun dan perekayasaan industri pun dapat lebih ditingkatkan.
Khusus mengenai pengembangan industri perkapalan, Presiden Soeharto mengingatkan Indonesia adalah negara kepulauan yang memerlukan sarana angkutan untuk menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya menjadi satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, maupun pertahanan keamanan. “Sarana angkutan yang paling tepat di negara kepulauan seperti Indonesia adalah kapal, karena kapal dapat mengangkut barang dalam jumlah besar dan dengan biaya relatif rendah,” demikian Presiden.
Lima Cabang
Menteri Perindustrian Hartarto melaporkan produk yang dihasilkan oleh ke-23 pabrik mencakup lima cabang industri. Pertama, industri logam dasar seperti baja profil, besi strip, besi batangan umuk poros. Kedua, cabang industri mesin peralatan seperti mesin pengolah rotan, alat berat, peralatan pabrik, pisau pemotong plywood, mesin listrik, dan mesin diesel.
Cabang ketiga adalah industri peralatan elektronika dan komponennya seperti kapasitor, perlengkapan pengolah data, alat kontrol dan instrumentasi. Keempat, cabang industri kendaraan bermotor, dan cabang kelima adalah industri galangan kapal dengan kapasitas 6.000 DWT terutama untuk kegiatan pemeliharaan/pengedokan.
Menurut Hartarto, PT BBI di Pasuruan merupakan industri motor diesel nasional yang telah mampu membuat semua komponen utama motor diesel ukuran menengah seperti poros engkol, silinder blok, kepala silinder, batang torak, cam, dan komponen lainnya yang pembuatannya menggunakan teknologi canggih. Pabrik dengan peralatan barunya, mesin Computerized Numerical Control (CNC) mampu melakukan fabrikasi mesin peralatan dengan presisi tinggi untuk pembuatan mesin peralatan pabrik seperti bejana tekan, alat penukar panas, ketel uap, tanki besar, jembatan, dan konstruksi baja dengan kapasitas 35.000 ton setahun.
Dengan peralatan tersebut PT BBI juga telah menerobos pasaran ekspor pintu air ke Laos dan peti kemas ke Amerika Serikat, yang ekspor perdananya diresmikan oleh Presiden Soeharto, Kamis kemarin.
Menurut Hartarto, kehadiran ke-23 pabrik yang diresmikan oleh Presiden mempunyai arti penting, tercermin dalam bentuk investasi baru sebesar Rp 89 milyar dan 127 juta dollar serta menyerap tenaga kerja langsung 3.450 orang, sementara setiap tahunnya dapat menghemat devisa 125 juta dollar dan memperoleh devisa 19 juta dollar.
Sumber : KOMPAS(28/07/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal.459-461.